Seindah Aroma Kopi

Seindah Aroma Kopi

Februari 25, 2023 0 By Kusfandiari MM Abu Nidhat

Estuman Kusfandiari MM Abu Nidhat

KPK : Kopi Pahit Kita

“Ada banyak hal yang bisa kulakukan untuk menanti kedatanganmu. Semua itu kulakukan tanpa rasa bosan. Duduk manis berlama-lama. Menikmati secangkir kopi seteguk demi seteguk. Aku ingin menjelma menjadi apa yang kau inginkan di dalam secangkir kopi. Tak apa aku akan menjadi pahit atau manis, asal kau tetap merindukan rasanya.”

“Haruskah aku tunjukkan bahwa kopi ini terlalu manis. Seperti dua orang yang sedang melakukan sebuah pendekatan, dengan segala kepalsuan. Sedangkan secangkir kopi pahitku ini terus aku nikmati seteguk demi seteguk dalam durasi yang berketentuan. Laksana rasa rindu yang tak terbendung, namun tak kunjung usai. Semakin lama semakin menyebalkan.”

Jika Semua Sudah Bersenyawa

Mari kita menyelam di kedalaman secangkir kopi. Dalam secangkir kopi terdiri atas gabungan beragam senyawa kimia. Tidak sekadar bisa kita cecap, lalu kita deteksi sebagai rasa pahit, asam, dan manis. Tidak sekadar itu, tetapi beragam senyawa kimia yang ada di dalamnya membuat rasa semakin beragam pula.

Bukankah kau menyukai rasa manis? Ya sweetness pada kopi berkembang pada saat green bean disangrai. Sweetness ini memunculkan rasa karamel dari proses sangrai, jauh sebelum kita nikmati.

Tak usah kau ekspresikan di wajah, kau pun pernah mendeteksi rasa asam. Ya acidity yang ada dalam secangkir kopi membuat rasa kopi menjadi kompleks. Asamnya benar-benar unik, jauh berbeda dengan rasa asam dalam segala ragam sayuran. Cita rasa yang tiada duanya : segar yang tak membebani, tetapi begitu kompleks dan menyenangkan.

Satu lagi, rasa pahit yang mesti kau rasakan yang membuat kau bertahan dalam segala prinsip. Rasa bitterness yang merupakan ruh kopi yang mampu menyusup ke dalam sanubari. Bahkan kau tidak akan mengingkari peribahasa “Di mana ada kopi, di situ ada pahit!” Keduanya tidak bisa lepas dan tidak mungkin melepaskan diri. Tanpa sisi pahit, kau tidak bakal mengenali kopi. Karena pahitnya memberi keseimbangan pada rasa asam yang tebit. Dari situlah kau mesti membayangkan betapa kafein menyumbang sekitar 10% pada rasa pahit kopi. Senyawa trigonelline (niacin) adalah pahit itu sendiri. Sedangkan sangrai mengubah pyridine menjadi aroma panggang yang hangat.

Filosofi Kopi

Kau mesti menyadari bahwa kopi merupakan hasil karya yang bernilai rasa, bukan yang lain. Ia dihasilkan dari proses panjang tak terperikan. Ia bukan hasil karya instan.

Kau mesti menggarisbawahi setiap kali kau menikmati secangkir kopi. Kau mesti berorientasi bahwa dalam secangkir kopi kau temukan partikel-partikel penyemangat yang tiada duanya.

Dan kau mesti mencatat dalam setiap pertemuan yang pernah, sedang, dan akan berlangsung bahwa kopi laksana pengikat rasa. Kau begitu yakin bahwa masing-masing mengemban jalan hidup, dengan hasil yang beragam. Setiap kita yang hadir dalam pertemuan akan bisa memetik hikmah kehidupan sebagai bagian dari pembelajaran untuk semakin bisa bersikap dewasa bijaksana.

Bukan Energi Plasebo

Berulang kali kau mesti ketagihan : minum secangkir kopi di pagi hari. Terbayang kau lagi menerima asupan energi yang tak menampak, tetapi kau bisa merasakan. Ritual dan rutinitas yang mesti kau lakukan, tanpa sekalipun terlewatkan.

Kau begitu yakin bahwa kandungan kafeinnya banyak dipercaya dapat membantu menghilangkan rasa kantuk dan membuat tubuh menjadi lebih bersemangat di pagi hari. Perjalanan dari rumah hingga ke tempat kerja penuh kewaspadaan. Selamat sampai di tempat kerja, dan bertegus sapa dengan teman sejawat.

Tak usah terburu-buru, juga tak usah berburu waktu, sebab waktu tersedia sesuai takaran. Tak usah berlari mengejar yang tak pasti. Pegang teguhlah passion yang telah lama kau tulis di bilik nurasni. Mengawali pagi dengan doa. Bekerja sesuai dengan tugas pokok dan fungsi masing-masing. Mengakhiri kerja dengan selamat dan bersyukur kepada Allah.

Ketika istirahat tiba, adakalanya kau bisa menikmati kopi dengan beragam varian. Kau bisa memilih sajian, seperti cappuccino, latte, atau mochaccino. Kopi yang dipadukan susu (cappuccino, latte), dan menambahkannya dengan coklat (pada mochaccino) adalah pengisi waktu senggang bercengkerama dengan rekan kerja.

Atau mungkin dengan take away ukuran medium, kau bisa membawanya ke mana-mana, menjadi teman perjalanan menuju acara dinas luar. Juga sah-sah saja, kau membawa infused water ramuan sendiri. Kalaupun tidak sama sekali, itu tidak mengapa, sebab kau mungkin berpetualang untuk menikmati  mereka. Dan pada umumnya, mereka yang menikmati kopi sebelum beraktifitas, membeli kopi mereka di kedai-kedai yang melayani drive-thru.

Bersahabat pada Tengah Hari
Untuk memulihkan stamina saat beraktifitas, bagi mereka yang menikmati kopinya di tengah hari, adalah mereka yang rehat sejenak, mengalah oleh kesibukan dan menyesap kopi yang tersaji di cafeteria kantor atau coffeeshop luar kantor.

Untuk menghemat waktu, banyak orang akan menikmati kopi-kopi mereka hanya di cafeteria kantor. Umumnya, sebuah cafeteria kantor hanya akan memfasilitasi Electric Coffee Maker bagi para karyawan. Namun, terkadang sajian kopi yang dihasilkan tidak sesuai harapan, sehingga banyak para peminum kopi kaum eksekutif menyeduhnya sendiri di meja kerja, dengan peralatan kopi portabel, seperti Cafflano Classic atau pun espresso maker portabel.

Menutup esai ini, Guru Galib mengutip pesan kontemporer yang dipadu mengikuti irama kekinian. Juga tidak lupa sebagai semangat yang menyertai para kepala sekolah yang baru saja dilantik di Kabupaten Ngawi : “Selamat mengemban amanat, semoga pengabdian teman-teman bermanfaat dan diridhai Allah.”

“Kau mau lihat kejujuran? Lihatlah kopi tanpa gula. Ia tidak perlu bermanis-manis di mulut. Tanpa ragu, ia menunjukkan jati diri yang sebenarnya. Bagaimana mungkin aku bisa membantumu untuk mengenang masa lalu, jika tetap tidak menyukai secangkir kopi pahit?”

“Ketika hidup kamu terasa pahit, maka kopimu kekurangan gula. Tambahkanlah. Ketika kamu melakukan sesuatu, jangan terburu-buru. Nikmatilah apa yang ada di hadapanmu. Sama halnya dengan meminum kopi.”

Pangkur-Ngawi, 20230213.14440722.07.44 diperbaiki di Magelang.

Penulis tinggal di Pangkur, Budayawan, di GPMB Ngawi sebagai Penasihat.