Pertemuan Rosa dan Dendrocalamus

Pertemuan Rosa dan Dendrocalamus

Januari 12, 2023 0 By Kusfandiari MM Abu Nidhat

Estuman Kusfandiari MM Abu Nidhat

Di taman puspa indah, Rosa yang cantik beraroma harum sedang berbunga-bunga. Ia sangat menawan. Di sisinya, Dendrocalamus berdiri dan tampak sangat membosankan.

“Hai, Rosa. Apa rahasianya kau tampak begitu menawan dan cantik serta harum. Banyak yang memujimu. Kau lambang cinta kasih,” ujar Dendrocalamus dengan nada sedih.

“Terima kasih atas pujian dan kejujuranmu, Dendrocalamus. Tapi tahukah kau, aku sebenarnya iri denganmu,” ujar Rosa.

Dendrocalamus merasa heran,“Aneh, mengapa kau malah iri denganku?”

“Tentu saja aku merasa iri denganmu. Kau tampak perkasa, berdiri tegap. Saat hujan badai tiba, kau tetap bertahan, tidak goyah sedikitpun. Sedangkan aku sangatlah rapuh, kena hembusan angin semilir saja, kelopakku akan lepas, hidupku teramat singkat.”

“Tapi Rosa, kau selalu dicari orang. Kau selalu jadi hiasan rumah yang cantik, atau menjadi hiasan rambut para gadis.”

“Kau benar, Dendrocalamus. Aku sering dipakai sebagai hiasan dan dicari orang, tetapi aku akan segera beberapa hari kemudian, tidak seperti dirimu.”

“Aku tidak mengerti, Rosa.”

“Ah, Dendrocalamus… manusia sering menggunakan dirimu sebagai alat untuk mengalirkan air. Kau sangat berguna bagi tumbuhan yang lain. Dengan air yang mengalir pada tubuhmu, kau menghidupkan banyak tanaman. Aku jadi heran, dengan manfaat sebesar itu, seharusnya kau merasa bahagia, bukan iri padaku,”

Dendrocalamus mengangguk, ia baru menyadari bahwa selama ini, ia telah bermanfaat untuk tanaman lain. Meski pujian sering ditujukan untuk Rosa, sebenarnya Dendrocalamus juga bermanfaat yang manfaatnya berbeda dengan manfaat Rosa.

Percakapan singkat tersebut membuat Dendrocalamus tidak lagi merenungi nasibnya, ia senang mengetahui kekuatan dan manfaat yang bisa diberikan untuk makhluk lain. Demikian pula, Rosa benar-benar berserah diri dengan takdir yang ia terima dalam kondisi harum namun berduri.

Guru Galib menutup kisah yang disampaikan dengan penutup yang beraroma ilmiah.

Rosa yang disebutkan dalam kisah tersebut di atas adalah bunga mawar (Rosa hybrida). Ia dijuluki sebagai “Prince of Flower” karena keindahannya, dan baunya harum. Ia termasuk keluarga besar famili Rosaceae. Ia tumbuh subur di daerah beriklim sedang, meski sejumlah kultivar yang merupakan hasil metode penyambungan (grafting) dapat tumbuh di daerah beriklim subtropis hingga daerah beriklim tropis.

Sedangkan Dendrocalamus, adalah bambu betung, yang  nama latin lengkapnya Dendrocalamus asper. Ia salah satu jenis bambu yang memiliki ukuran lingkar batang yang besar dan termasuk ke dalam suku rumput-rumputan. Ia punya habitat pada ketinggian sampai pai 1.500 m dpl. Ia tumbuh subur terbaik pada ketinggian 400-500 m dpl di daerah dengan curah hujan tahunan rata-rata sekitar 2.400 mm.

Adapun pesan yang bisa disampaikan Guru Galib : Seringkali kita tidak menyadari melihat kelebihan dari orang lain tanpa melihat diri sendiri. Hal ini bisa menyebabkan rasa iri yang tidak berkesudahan. Sama halnya kita mesti terpesona melihat pelangi di atas kepala orang lain. Mengapa kita selalu memandang orang lain lebih sukses dari diri kita? Atau sama halnya melihat rumput di halaman rumah tetangga lebih hijau daripada rumput di halaman rumah kita sendiri. Bukankah kita bisa mengusahakan rumput di halaman rumah sendiri tampak hijau dan hidup dengan cara menyiraminya secara berkala? Sebaiknya kita mulai membiasakan diri untuk melihat kelebihan diri sendiri, dan sekuat tenaga menjadi diri sendiri, agar kita tidak terjebak pada pemikiran bahwa kita selalu lemah dibandingkan kelebihan orang lain. Katakanlah,”Aku kuat, dan aku bisa mengembangkan kompentensi yang aku miliki!”

Kemiri-Magelang, 20230112.14440619.10.56

Penulis tinggal di Pangkur, Budayawan, di GPMB Ngawi sebagai Penasihat.