Kok Tidak Terasa?

Kok Tidak Terasa?

Desember 28, 2022 0 By Kusfandiari MM Abu Nidhat

Estuman Kusfandiari MM Abu Nidhat

Setiap menjelang tahun baru kita mesti menjumpai ucapan semacam ini,”Tidak terasa 11 hari lagi kita meninggalkan tahun 2022!”

Guru Galib pun mengutip ucapan penutup tahun yang penuh makna sebagai berikut.

“Tak terasa beberapa hari ini akan menggenapi 365 hari di tahun ini. Akhir tahun di depan mata, saatnya kita mulai merenungkan apa yang harus kita perbaiki di masa depan. Begitu sayangnya Tuhan pada kita, karena sampai saat ini kita masih diberikan umur panjang untuk memperbaiki diri di masa depan.

Desember akan segera habis, saatnya kita mulai menyongsong tahun baru yang lebih bermakna. Dan pergantian tahun sudah ada di depan mata. Mari kita tutup tahun ini dengan banyak kenangan indah yang tak terlupakan. Terimakasih sudah bersahabat selama 12 bulan ini. semoga tahun baru akan ada harapan baru yang terwujud. Aku siap membuka lembaran baru di tahun yang baru.

Semoga di bulan penutup tahun ini diberikan cinta dan kebahagiaan, serta terpenuhi segala keinginanku. Dan aku tidak ingin terlalu tenggelam di masa lalu. Aku harus bangkit untuk memperbaiki di tahun mendatang.

Sejumlah impian memang belum tercapai, aku berusaha mewujudkannya di tahun depan. Semoga aku dan kalian senantiasa diberikan kemudahan dalam menjalani hidup yang fana ini. Seperti yang sering dikemukakan orang-orang bahwa hari esok akan lebih baik dari hari sebelumnya.

Angin sejuk berembus di bulan Desember. Berbagai kesulitan telah kita lampaui. Kita mesti bersyukur kepada Tuhan, sebab kita sudah menjalani hidup dengan penuh suka cita. Kita mesti meningkatkan kebaikan kita buat sesama. Mari kita tetap melangkah dengan semangat yang tinggi untuk menyongsong tahun baru yang tinggal beberapa hari lagi. Selamat tinggal luka lama, dan selamat datang harapan baru yang penuh kebahagiaan.

“Meskipun di depan banyak rintangan, tak menghalangi langkah kita untuk menjadi pribadi yang lebih baik kedepannya! Dan mengakhiri akhir tahun dengan kebaikan”

Apapun rintangan yang pernah kita alami kita jadikan pelajaran yang berharga buat menghadapi rintangan yang mungkin terjadi di tahun baru. Biarlah pengalaman pahit boleh kita kenang, tetapi satu hal penting yaitu kita tidak boleh berputus asa. Hal-hal baru memang layak kita peroleh di tahun baru. Setiap hari selalu ada hal baru, demikian pula hari-hari mendatang mesti kita jumpai hal-hal baru. Kita berusaha menikmati dengan penuh kesadaran dan menghayati dengan penuh kebahagiaan bersama.”  

Juga ada ucapan senada yang mengaitkan dua kata “tidak terasa”.

 “Tidak terasa, kita sudah sampai di tempat wisata yang keempat.”

 “Tidak terasa, kami telah menemani Anda selama dua jam menyajikan tembang lawas. Saatnya kami pamit undur diri, dan jangan lupa sebentar lagi akan ada acara Detective Gadjet dari pukul 11.12 sampai pukul 12.13. Jangan ke mana-mana ya?! Salam sehat dan sejahtera!”

Guru Galib pun mencermati ucapan ini,”Kok tidak terasa. Lagi apa Anda selama satu tahun, sampai-sampai Anda tidak merasakan apa-apa? Apakah Anda lagi mengalami demensia ataukah eutanasia? Ataukah epilepsi dan kehilangan orientasi berkepanjangan?”

Ucapan semacam ini patut jadi renungan, agar kita tidak terjebak dalam kondisi kufur nikmat.

Ingatlah bahwa setiap bulan, setiap pekan, dan setiap hari kita senantiasa beroleh kenikmatan dari Allah! Ingatlah bahwa setiap jam, setiap menit, bahkan setiap detik kenikmatan itu selalu ada. Kenikmatan manalagi yang mesti kita dustakan?

Makan pagi, makan siang, makan malam adalah kenikmatan.

Membersihkan rumah, berdandan, mengecek perbekalan adalah kenikmatan.

Berangkat pagi, belajar atau bekerja, dan kembali ke rumah adalah kenikmatan.

Bertemu keluarga, bercanda dengan anak, berbincang dengan pasangan adalah kenikmatan.

Kenikmatan manalagi yang mesti kita dustakan?

Pendeknya, semua yang kita hayati, kita kerjakan, dan kita saksikan adalah kenikmatan.

Jika pun ada yang mengatakan,”Tidak terasa….”, harus kita tanyakan,”Ada apa di balik ucapan itu?”

Pangkur-Ngawi, 20221221.14440527.08.41

Penulis tinggal di Pangkur, Budayawan, di GPMB Ngawi sebagai Penasihat.