Kerata Basa pun Merambah

Kerata Basa pun Merambah

Desember 23, 2022 0 By Kusfandiari MM Abu Nidhat

Estuman Kusfandiari MM Abu Nidhat

Ada pesan di salah satu grup WhatsApp yang diikuti Guru Galib menjelang tahun 2023, dan pesan ini menunjukkan diteruskan berkali-kali. Pesan ini mengisyaratkan agar kita memiliki sepuluh jenis buah yang mesti kita makan menjelang akhir 2022 dengan harapan kita bisa sehat jasmani dan rohani sewaktu memasuki tahun 2023.

Tentu saja setelah dicermati bahwa nama-nama buah ini, yang kalau dalam tradisi bahasa Jawa dikenal dengan sebutan Kerata Basa. Kerata Basa adalah salah satu contoh ragam bahasa Jawa, Kerata Basa merupakan akronim, tetapi penyusunannya tidak menggunakan kaidah. Dalam Kerata Basa suku kata depan atau belakang bisa dicampur aduk, yang penting dalam akronim tersebut memberi makna yang sama bagi sebuah kata. Dalam Kerata Basa biasanya terdapat makna dari kata yang diungkapkan. Makna kata yang diungkapkan dapat berupa pesan yang ingin disampaikan dari singkatan tersebut ataupun sekedar singkatan biasa (tidak terkandung pesan).

Menurut Wikipedia, Kerata Basa atau bakronim adalah frasa yang dibentuk untuk mengartikan sebuah kata dengan menganggap kata itu sebagai sebuah akronim. Keratabasa dapat ditujukan untuk permainan kata atau menjadi jenis etimologi rakyat. Keratabasa juga kadang menjadi sumber berita bohong tentang etimologi kata. Contoh keratabasa dalam bahasa Indonesia adalah penafsiran kata benci sebagai akronim dari benar-benar cinta.

Kerata Basa adalah mengartikan kata atau tembung jawa melalui suku katanya. Diotak-atik hingga cocok, atau digothak-gathukke menurut arti kalimat yang sesuai. Biasanya orang jawa sangat kreatif dalam menjabarkan arti kata. Misalnya kata “cangkir” Kerata Basanya “cang; nyancang, dan kir; pikir = nyancang pikir, kata “desember” Kerata Basa-nya “de; gede-gedene, dan sember; sumber = gede-gedene sumber, dan lain-lain. berikut ini disebutkan sejumlah Kerata Basa yang terkenal dalam percakapan Bahasa Jawa sehari-hari.

Batur (embating pitutur), cangkir (nyancang pikir), cengkir (kencenging pikir), dhalang (ngudhal piwulang), desember (gedhe-gedhene sumber), garwa (sigaraning nyawa), gerang (segere wis arang-arang, guru (digugu lan ditiru), gusti (bagusing ati), krikil (keri ing sikil), kuping (kaku njepiping), maratuwa (mara-mara wis tuwa), ngelmu (angele yen durung ketemu), saru (kasar lan keliru), sejarah (sejane ngarah), sepuh (sabdane ampuh), setir (senajan wes singset tetep bisa muntir), tandur (anggone nata karo mundur), tarub (ditata supaya katon murub), tayub (ditata ben katon guyub), tebu (antebing kalbu), tumpeng (tumindak sing lempeng), tuwa (ngenteni metune nyawa), ukir (ukuraning pikir), wanita (wani nata lan wani ditata), wedang (ngawe kadang), wedhus (suwe ora tau adus), dan weteng (ruwet tur peteng).

Kembali kepada pesan WhatsApp, Guru Galib mencermati Kerata Basa dalam Bahasa Indonesia, yang kemudian diolahnya dan hasilnya sebagai berikut.

Anggur (anda gemar lagi bersyukur). Setiap saat kita mesti bersyukur atas karunia yang dilimpahkan kepada kita. Dengan bersyukur, in sya’a Allah, kenikmatan yang kita terima bakal semakin bertambah.

Jeruk (jelas tak usah berprasangka buruk). Dalam hidup banyak masalah dan ujian. Tidak berprasangka buruk sudah merupakan bagian untuk mengatasi masalah dan ujian. Bersikap optimis jalan terbaik yang bisa kita tempuh untuk menggapai kejayaan dan keberhasilan.

Markisa (marilah kita bersabar). Jika menemui masalah dan ujian, kita mesti bersabar. Dengan kesabaran yang ada, in sya’a Allah, kita bakal menemui jalan keluar. Inilah salah satu ciri orang yang berserah diri kepada kehendak Allah.

Melon (menolong orang lain). Sekecil apapun kita mesti berusaha menolong orang lain. Rasa empati mesti kita bangun, dan karenanya kebahagiaan kita semakin bertambah.

Mentimun (menuntut ilmu tidak banyak melamun). Melamun terindikasi berhenti dari berbuat. Maka jauhilah melamun sewaktu menuntut ilmu, agar ilmu yang kita terima jadi berkah.

Pisang (pantang iri, sombong dan angkuh). Iri, sombong, dan angkuh merupakan tiga kata serangkai yang harus kita jauhkan. Sebab tiga kata ini bisa memenuhi hati kita yang membuat kita tidak pernah berlapang dada dalam menghadapi kenyataan hidup.

Salak (selalu baik dalam bertindak). Bertindak baik yakinlah bakal membuahkan hasil yang baik. Hukum karma berlaku kapan pun dan di mana pun kita berada.

Stroberi (selalu introspeksi belajar rendah hati). Bermuhasabah setiap saat, agar kita selalu berada di jalan yang diridhai Allah. kekeliruan dan kesalahan tidak bisa kita hindari, namun dengan introspeksi, in sya’a Allah, kita bisa mengurangi atau meredamnya.

Talas (tak usah bermalas-malasan). Dalam hidup kita mesti mengabdi, berusaha, dan bekerja. Bermalas-malasan harus kita hindari, agar kita bisa menggapai kejayaan dan keberhasilan.

Tomat (tobat sebelum mati). Sebelum dijemput maut, kita mesti bertobat. Banyak-banyak istighfar dan beribadah semakin meningkat, semoga Allah mengampuni dosa-dosa kita.

Dengan menikmati sepuluh buah nasihat yang ada tersebut di atas, semoga kita benar-benar bisa menyongsong tahun baru 2023, dan aktivitas kita semakin baik, bermanfaat, dan diridhai Allah.

Pangkur-Ngawi, 20221221.14440527.08.43

Penulis tinggal di Pangkur, Budayawan, di GPMB Ngawi sebagai Penasihat.