Bratawali Vs Sambilata

Bratawali Vs Sambilata

Januari 18, 2023 0 By Kusfandiari MM Abu Nidhat

Estuman Kusfandiari MM Abu Nidhat

Bratawali (Tinospora crispa L Miers) merupakan salah satu jenis tumbuhan yang memiliki ciri khusus melilir, merambat dan melingkar. Meski berasa sangat pahit, tanaman ini berkhasiat untuk kesehatan. Bahkan ada siasat mujarab bagi ibu yang mau menyapih anaknya, dengan cara mengoles bratawali di lokasi anak menyusu.

Glikosida, alkaloid, damar lunak, pati, kokulin (pikrotoksin) pikroretosid, zat pahit pikroretin, palmatin, kolumbin dan masih banyak yang lainnya yang terkandung dalam bratawali, membuat tanaman ini berkhasiat. Di antaranya berkhasiat : mengobati sakit demam alami, sakit demam akibat penyakit kuning, mengobati gatal di badan, obat herbal  kencing manis/diabetes, mengobati sakit demam alami, mengobati luka secara alami.

Sambilata (Andrographis paniculata) merupakan tanaman berasa sangat pahit. Karena sangat pahit, tanaman ini sering dipergunakan sebagai bahan jamu pahitan. Di balik rasa pahitnya, sambilata berskhasiat untuk menjaga kesehatan. Di antaranya : menyembuhkan pilek dan flu, membantu mencegah penyakit jantung, membantu mencegah diabetes, membantu menyembuhkan infeksi, membantu menyembuhkan masalah pada sistem pencernaan.

Satu-satunya indera pengecap, lidah berkemampuan mendeteksi rasa manis, asin, asam, pahit, gurih, dan sebagainya. Ada dua kelompok otot yang membangun struktur lidah, yaitu otot intrinsik dan otot ekstrinsik. Otot instrinsik lidah ialah otot yang mampu melakukan gerakan halus, sedangkan otot ekstrinsik lidah ialah otot yang mampu mengaitkan lidah pada bagian sekitarnya untuk melakukan gerakan kasar sewaktu mengunyah dan menelan.

Lewat kecapan, lidah berkemampuan mendeteksi rasa manis berada di ujung lidah, asin dan asam di pinggir lidah, dan pahit di pangkal lidah. Kebanyakan makanan memiliki ciri harum dan cita rasa. Ciri tersebut merangsang ujung saraf penciuman bukan pengecapan. Supaya dapat dirasakan, semua makanan harus menjadi cairan, serta harus bersentuhan dengan ujung saraf yang mampu menerima rangsangan berbeda. Bintil pengecap yang berbeda menimbulkan kesan rasa yang berbeda-beda juga.

Makanan yang sudah dihancurkan atau minuman yang bersifat larutan akan merangsang ujung saraf pengecap. Oleh saraf pengecap, rangsangan akan dikirimkam ke pusat saraf pengecap yang ada di otak. Selanjutnya otak akan mengolah rasa sehingga kita mendapatkan satu informasi rasa suatu jenis makanan atau minuman.

Haruskah persoalan dalam hidup dan solusinya dipandang secara dikotomi pahit-manis? Haruskah liku-liku dalam menyelesaikan masalah kita pandang sebagai lagi menikmati jamu bratawali atau jamu sambilata. Pahit-manis perjalanan hidup ternyata sangat berharga dan bermanfaat untuk kita jadikan sebagai renungan dan introspeksi diri. Jika rasa pahit bratawali dan sambilata menunjukkan rasa pahit denotasi, apa adanya, maka rasa pahit bahkan getir dalam mengenyam duka derita kita konotasikan sebagai rasa pahit. Sama-sama kita rasakan, namun indera yang kita pakai tentu berbeda. Pahitnya itu ada di sini ….!

Berikut oleh Guru Galib disampaikan penggunaan kata “pahit” dan “kepahitan” secara konotasi ucapan tokoh-tokoh ternama secara acak. Semoga menginspirasi dan bermakna buat kita sehingga kita bisa arif bijaksana dalam menghadapi dan menyelesaikan ujian hidup dan kehidupan. Tetap bersemangat dalam rel lintasan tugas dan pengabdian masing-masing.

Abu Hamid Al-Ghazali : “Saran itu mudah, yang sulit adalah menerimanya, karena itu pahit dalam rasa.”

Alain De Botton : “Kepahitan: kemarahan yang lupa dari mana asalnya.”

Alana Stewart : “Kepahitan dan kebencian hanya menyakiti satu orang, dan bukan orang yang kita benci – tapi kita.”

Ali bin Abi Thalib : “Aku sudah pernah merasakan semua kepahitan dalam hidup dan yang paling pahit ialah berharap kepada manusia.”

Anatole France  : “Yang benar adalah bahwa hidup itu enak, mengerikan, menawan, menakutkan, manis, pahit, dan itu adalah segalanya.”

Anthony Ray Hinton : “Kepahitan membunuh jiwa.”

APJ Abdul Kalam : “Mereka yang tidak bisa bekerja dengan hati akan mencapai kesuksesan yang hampa, setengah hati yang melahirkan kepahitan di sekelilingnya.”

Bernard Batubara : “Betapa beratnya jujur dan mengungkapkan kebenaran. Sebab mereka adalah hal-hal yang pahit. Dan tidak semua orang menyukai kepahitan.”

Bertrand Russell : “Setiap kali seseorang menemukan dirinya cenderung pahit, itu adalah tanda kegagalan emosional.”

Boy Candra : “Melupakan kenangan pahit harus sepenuh hati.” –

Chanakya Chanakya : “Ada kepentingan pribadi di balik setiap persahabatan. Tidak ada persahabatan tanpa kepentingan diri sendiri. Ini adalah kebenaran yang pahit.”

Corrie Ten : “Pengampunan adalah kunci yang membuka pintu kebencian dan belenggu kebencian. Itu adalah kekuatan yang memutuskan rantai kepahitan dan belenggu keegoisan.”

Craig Groeschel : “Kepahitan tidak pernah mendekatkan kita kepada Tuhan. Kepahitan adalah emosi yang tidak produktif, beracun, biasanya dihasilkan dari kebencian atas kebutuhan yang tidak terpenuhi.”

David Furnish : “Orang-orang maju dalam hidup. Kepahitan, dendam, dan kebencian hanya meracuninya.”

Dewi Lestari  : “Sesempurna apapun kopi yang kamu buat, kopi tetaplah kopi, yang memiliki sisi pahit yang tidak akan mungkin bisa kamu sembunyikan.”

Edith Piaf : “Aku pikir kamu harus membayar cinta dengan air mata kepahitan.”

Erwin W. Lutz : “Tidak ada yang namanya orang pahit yang menyimpan kepahitan untuk dirinya sendiri.”

 Fiersa Besari : “Sebuah kepastian yang pahit akan jauh lebih baik daripada keplin-planan yang manis.”

Goenawan Mohamad  : “Dewasa memang satu proses pertemuan (kadang pahit) dengan diri sendiri.”

Joseph B. Wirthlin : “Beberapa menanggung beban kepahitan dan kebencian selama bertahun-tahun.”  

Lech Walesa : “Hampir tidak mungkin untuk membangun apa pun jika frustrasi, kepahitan, dan suasana tidak berdaya muncul.”

Leo Rosten : “Satir adalah kepahitan yang terfokus.”

Mario Teguh  : “Jangan berlama-lama galau. Lakukanlah yang sudah jelas-jelas baik bagi Anda, walau pun awalnya pahit.”

Martin Luther King, Jr. : “Jangan pernah menyerah pada godaan kepahitan.”

Maya Angelou  : “Kepahitan itu seperti kanker. Itu memakan tuan rumah. Tapi, kemarahan itu seperti api. Itu membakar semuanya hingga bersih.”

Merry Riana : “Sabar ketika dirundung itu pahit rasanya. Tetapi kadang yang pahit itu justru yang bisa menyembuhkan luka.”

Moamar Emka : “Beruntunglah masih bisa mengecap pahit. Setidaknya kita bisa menakar manis itu seperti apa rasanya.”

Nancy Leigh DeMoss : “Makin kita menahan rasa sakit, kemarahan, dan kepahitan kita, makin kita menjadi budak untuk tidak mau mengampuni.”

Orizuka : “Kenyataan pahit selalu ikut dalam hidup kita, apa pun caranya. Tinggal cara manusia itu, mau menghadapinya atau menghindar?”

Pepatah China : “Ketika kepahitan habis, rasa manis mengikuti.”

Rahul Roy : “Aku tidak menyimpan dendam atau kepahitan tentang masa lalu.”

Rhoma Irama : “Jangan kau sia-sia kan segala karunia Tuhan, kita dilebihkan dengan akal dan pikiran. Jangan kau campurkan yang benar dan kebatilan, katakanlah yang benar walau pahit kau rasakan.”

Robert Kiyosaki : “Jangan terlalu pahit tentang pengalaman buruk dari masa lalu sehingga kamu kehilangan peluang di depan.”

Samuel Johnson : “Jangan pernah memercayai lidahmu ketika hatimu pahit.”

Sara Teasdale : “Keindahan, lebih dari kepahitan, membuat patah hati.”

Tatum O’Neal : “Aku telah membersihkan diri dari kepahitan dan kemarahan dan tetap terbuka untuk cinta.”

Victor Hugo : “Kata-kata yang kuat dan pahit menunjukkan penyebab yang lemah.”

Vitor Belfort  : Hal terburuk dalam hidup bukanlah mati, tetapi hidup dengan kepahitan.”

William Makepeace Thackeray : “Hanya harapan yang nyata, dan kenyataan adalah kepahitan dan tipu daya.”

William Shakespeare : “Oh, betapa pahit rasanya melihat kebahagiaan melalui mata orang lain.”

Woodrow Kroll : “Ketika akarnya adalah kepahitan, bayangkan seperti apa buahnya. Semangat yang pahit akan menjauhkanmu dari menjadi pribadi yang lebih baik.”

Yoana Dianika : “Karena hidup seperti cokelat. Perpaduan antara pahit dan manis itulah yang menjadikan serasi dan berkesan.”

Berikutnya ada tiga peribahasa yang terkenal dengan menggunakan kata “pahit”, sebagai berikut.

Mengalami hidup pahit artinya mengalami duka derita dalam  hidup.

Pahit dahulu, manis kemudian artinya bicarakanlah dengan terus terang biar untuk selanjutnya menjadi baik.

Pahit di luar, manis di dalam artinya kata-katanya kasar (tatakalimatnya tidak beraturan sehingga tidak mudah untuk dipahami) tetapi maksudnya baik dan mudah dilaksanakan.

Teman-teman literasi bisa menambahkan secukupnya, silakan.

Kemiri-Magelang, 20230110.14440617.1153

Penulis tinggal di Pangkur, Budayawan, di GPMB Ngawi sebagai Penasihat.