Bersedekah Oksigen

Bersedekah Oksigen

Januari 22, 2023 0 By Kusfandiari MM Abu Nidhat

Estuman Kusfandiari MM Abu Nidhat

Jika dipandang sebagai mesin, maka pohon adalah mesin sunyi penghasil oksigen. Dikatakan sunyi, karena berbeda dengan mesin buatan manusia yang cenderung berisik dan bising dengan tingkat kebisingan yang sangat tinggi.

Ingat bernapas ingat pohon. Slogan ini menyadarkan kita bahwa sewaktu bernapas kita membutuhkan oksigen yang sebagian besar dihasilkan oleh pohon. Sebaliknya pohon pun butuh karbondioksida yang dihasilkan oleh pernapasan kita (sewaktu menghembuskan napas). Terdapat simbiosis mutualisme. Masing-masing saling membutuhkan dan saling menguntungkan.

Sebagai khalifah di muka bumi, sudah selayaknya kita menyadari bahwa kita sangat tergantung pada makhluk hidup yang lain. Pohon mampu menghasilkan (baca: bersedekah) banyak hal yang kita butuhkan  untuk bertahan hidup, salah satu di antaranya bernapas. Sudah selayaknya kita menyadari bahwa pepohonan memberikan manfaat yang luar biasa besar kepada kita. Oleh sebab itu, jangan sampai kita menganggap biasa saja terkait keberadaan banyak pohon yang ada di lingkungan kita. Kita mesti menyadari dan membayangkan jika  suatu saat pepohonan sudah tak ada lagi, maka akan terjadi perubahan besar pada lingkungan.  

Salah satu syarat sebagai makhluk hidup, kita pasti bernafas. Dalam bernafas, kita membutuhkan udara dengan komposisi 78% nitrogen, 20% oksigen, 1% argon dan gas lain kurang lebih 1%. Meski gas-gas lainnya ikut terhirup, maka hanya oksigen 20% yang diserap, sedangkan yang lainnya akan dikeluarkan kembali.

Rata-rata setiap kita (orang dewasa) membutuhkan 7 – 8 liter udara per menit. Dengan demikian, setiap hari kita membutuhkan sekitar 10.080 – 11.520 liter udara. Udara yang kita hirup sekitar 20% oksigen dan udara yang kita embuskan sekitar 15% oksigen. Dengan demikian sekitar 5% oksigen dari volume udara yang kita konsumsi dalam setiap nafas akan berubah menjadi karbondioksida. Itupun tidak perlu kita pikirkan. Mekanisme respirasi begitu cepat yang merupakan salah satu karunia dari Allah.

Satu pohon dewasa mampu menghasilkan 1,2 kilogram oksigen per hari. Sementara setiap orang perlu 0,5 kilogram oksigen per hari. Jika satu pohon berlaku untuk satu orang, maka pohon yang bersangkutan memiliki cadangan 0,7 kg setiap hari. Dalam arti bahwa cadangan oksigen melimpah di udara.

Tidak usah kita pikirkan perhitungan tersebut di atas dengan memilih menggunakan satuan liter ataukah kilogram(?) atau menggunakan kalibrasi antara liter dan kilogram. Yang penting kita fokus bagaimana kita turut andil dalam menjaga pelestarian alam dan menjaga pasokan oksigen tetap ada dalam jangka waktu yang lama dengan sikap kearifan lokal.

Semua material padat, cair, dan gas yang ada di bumi mendapat pengaruh gravitasi bumi. Pada dasarnya udara terdiri atas molekul atau atom yang terpisah dan mudah bergerak. Karakter udara inilah yang secara langsung membuat gaya gravitasi mempengaruhi jumlah udara pada suatu wilayah. Secara teori, di dua ruangan masing-masing memiliki volume sama, tetapi jumlah udara yang terkandung di dalamnya berbeda, maka massa jenis udara yang ada juga berbeda. Oleh sebab itu jumlah udara di sekitar permukaan laut lebih banyak daripada jumlah udara di puncak gunung. Dengan kata lain, massa jenis udara di sekitar permukaan laut lebih besar daripada jumlah udara di puncak gunung.

Mekanisme perimbangan oksigen di gunung dan pantai merupakan salah satu karunia dari Allah, dan kita tidak mampu memikirkan sedemikian rinci.

Pepohonan di gunung bersedekah oksigen, sementara lingkungan sekitarnya terutama di puncaknya sangat kekurangan oksigen. Pepohonan di gunung memang berkorban “bersedekah oksigen” ke pantai. Angin gunung dan angin laut mencapai perimbangan.

Sudah selayaknya kita pun bersedekah oksigen dengan memelihara tanaman apa saja yang ada di sekitar kita. Kita memuliakannya agar pepohonan bisa berumur panjang. Kita pun jangan segan-segan untuk mengikuti gerakan menanam seribu pohon atau seribu pohon. Kita pun bisa diam-diam menabur kebaikan dengan menambah tanaman keras di sekitar kita atau menyumbangkan bibit tanaman untuk ditanam di lingkungan sekolah maupun perkantoran. Adapun sedekah oksigen yang kita lakukan kita niatkan ikhlas semata-mata li-Llahi ta’ala, semoga berkah dan oksigen yang dihasilkan oleh pohon-pohon yang kita tanam kelak bisa dinikmati anak cuku kita selama-lamanya.

Pangkur-Ngawi, 20230116.14440623.09.39

Penulis tinggal di Pangkur, Budayawan, di GPMB Ngawi sebagai Penasihat.