Abaikan Tantangannya

Abaikan Tantangannya

Januari 9, 2023 0 By Kusfandiari MM Abu Nidhat

Estuman Kusfandiari MM Abu Nidhat

Banyak grup yang selalu ditemukan oleh Guru Galib terkait dengan tantangan menulis. Selalu diawali dengan batas terakhir tulisan dikirimkan. Selalu disisipkan kata “segera”, “sayang jika dilewatkan begitu saja”, “kesempatan hanya berlaku satu kali”, “kesempatan tidak bisa diulang”. Juga ada iming-iming beragam fasilitas : akses web belajar premium yang nyaman dan menyenangkan, paket lengkap materi belajar menulis, hak sebagai kontributor penulis, naskah diterbitkan di media online secara kompilasi, memperoleh e-sertifikat setara 92 jam pelajaran, memperoleh reward. Dan yang tidak kalah penting, selalu disederhanakan dengan biaya yang hanya sekian puluh ribu rupiah, atau tidak lebih dari seratus ribu rupiah. Selalu disebutkan bahwa iming-iming bahwa sewaktu-waktu harga kembali normal menjadi ratusan ribu rupiah. Kemudian ditutup dengan persuasi agar segera bergabung atau melakukan gerak cepat (gercep). Serta memberikan gambaran kemudahan dengan memberikan jawaban “YA SAYA MENDAFTAR”. Dan ditutup dengan sampai jumpa di grup dengan penuh optimis berhasil.

Itulah sebuah tantangan menulis! Secara etimologi, kata /tantangan/ bermakna hasil menantang.  Di balik makna hasil menantang, sebenarnya tersembunyi sebagai masalah, kesulitan, dan ketidaknyamanan.

Di dunia primitif, tantangan bermakna : mengajak berkelahi, bertengkar, berdebat, beradu argumentasi, bertempur, berperang, dan lain-lain dan sebagainya. Di dunia literasi, tantangan bermakna : mengajak berbagi pengalaman dan pengetahuan, berbagi cara menyelesaikan topik yang disepakati untuk ditulis, berbagi tugas untuk menyusun rancangan yang terstruktur dan terukur.

Sebagai objek yang menggugah tekad dan memberikan rangsangan untuk bekerja lebih giat, tantangan sudah semestinya bisa diselesaikan sebaik-baiknya. sebagai sesuatu yang menyenangkan, tantangan bisa diselesaikan layaknya suatu permainan.

Kemenangan tidak selalu merupakan indikator terselesaikannya tantangan. Kemenangan lebih mengarah kepada kepuasan dalam memenuhi tantangan. Kemenangan dan kepuasan bisa berjalan seimbang manakala seseorang bisa menyelesaikan tantangan tanpa ada beban sedikitpun.

Siapapun setuju bahwa karakter dan watak harus dibangun dalam diri sendiri secara konsisten. Konsistensi itu sendiri berasal dari kebiasaan yang dilakukan secara terus-menerus. Tidak ada orang yang merasa beruntung, tahu-tahu ia memiliki kepribadian yang luar biasa melebihi kepribadian orang lain. Setiap orang menghadapi tantangan masing-masing. Setidak-tidaknya dalam hati kecil, ada semacam tantangan yang harus diselesaikan. Bukan yang tampak di mata. Bukan yang kasat mata, tetapi sesuatu yang tidak menampak, namun bisa memicu seseorang untuk berbuat, yaitu melakukan perubahan. Karakter semacam ini tidak hadir begitu saja, tetapi ada yang memicu, dan ia berusaha bisa menaklukkan tantangan yang dimaksud.

Sikap  (attitude) dan perilaku (behavior) harus benar-benar dimiliki dan dikembangkan, jika memang seseorang ingin jadi  penakluk tantangan. Tidak mudah memang mengubah sesuatu yang berserakan dan acak-acakan menjadi sesuatu yang tertata rapi, tampak indah dan bermanfaat. Tidak mudah memang mengubah sesuatu yang buruk menjadi sesuatu yang baik.

Masalah yang mungkin sewaktu-waktu muncul harus segera diselesaikan. Untuk itu diperlukan kemampuan yang terstruktur dan terukur, dengan mempertimbangkan kelemahan menjadi kekuatan yang dimiliki. Bagaimana mungkin seseorang ingin jadi penulis yang baik dan benar, jika ada sedikit tantangan untuk menulis, lalu layu sebelum berkembang.

Jika memang kita tidak bisa mengubah arah angin, tetapi bisa mengubah arah layar untuk tetap pada tujuan. Kita tidak bisa mengubah syarat dan ketentuan yang berlaku dalam tantangan menulis, sebenarnya kita bisa menulis dengan cara kita sendiri. Oleh sebab itu kita bisa mengabaikan tantangan yang ada. Dan kita bisa menjadi diri sendiri untuk bisa menulis dengan cara kita sendiri.

Kemiri-Magelang, 20220107.14440614.20.34

Konsep sebelumnya Pangkur-Ngawi, 23 Oktober 2022 pukul 21.45

Penulis tinggal di Pangkur, Budayawan, di GPMB Ngawi sebagai Penasihat.