Tasbih Kehidupan  

 Tasbih Kehidupan  

Desember 14, 2022 0 By Riana

Sebertahannya wanita tetap akan pergi dan berhenti. Jika hatinya terus menerus dilukai. Sekuatnya wanita bersabar, tetap akan merasa hambar jika perasaanya terus dikecewakan. Saat itulah cinta sudah bukan sebuah keindahan lagi. Simpul suci pernikahan itu telah retas dan terburai oleh butiran-butiran egoisme yang tercerai berai. Namun kuucapkan terima kasih juga pada kenangan lama telah menjadi jejak yang mengisi jalanku yang setapak. Kini biarkan aku melangkah, jangan mengikuti, sebab kau sudah tersimpan rapi dalam buku lama yang mungkin sesekali akan kubaca, meski hanya untuk sekedar meraba, tentang apa yang salah dan apa yang benar agar bisa menjadi pembelajaran bagiku. 

Sebisa mungkin aku menghentikan kekhawatiranku tentang asaku akankah  teraih.  Aku mulai yakin bahwa atas izin Nya semua akan terjadi. Karena kadang manusia tidak perlu tahu bagaimana caranya, tapi cukup menjalani apa saja yang ada sekarang,dan Allah akan mengantarkan kita kepada takdirNya yang  terbaik sekalipun kadang perlu airmata tuk menerimanya. Apapun itu, semua akan datang tepat pada waktunya. Tidak pernah terlalu cepat, dan tidak akan pernah terlambat. 

Semua butuh proses tak perlu banyak protes. Karena didalam proses selalu ada pembelajaran. Itulah hidup……belajar mengambil hikmah atas apa yang terjadi. Aku memafkan supaya aku tenang menjalani hari hariku tanpamu. Aku berusaha melupakan supaya aku bisa tersenyum. Akupun cukup diam karena aku benci berdebat. Aku berusaha sabar karena aku yakin janji Allah itu pasti. Dan pada akhirnya semua yang aku pertahankan harus mampu aku ikhlaskan. 

Akan ada hikmah dari setiap kegagalan, akan ada penguat dari setiap keterjatuhan, itulah keyakinanku. Berpisah tak harus dimengerti dengan alasan, cukup diikhlaskan. Karena semuanya pasti akan usai, tak usah banyak bertanya tentang apa, dan bagaimana bisa. Aku tak ingin menerka-nerka, biar Sang Pemilik Kehidupan yang mengatur semuanya dengan cara terbaik. Semua berakhir karena memang sudah ‘cukup’ dan ‘lelah’ di dalamnya. 

Kini sudah berjalan di garis masing-masing, garis yang persis sama seperti sebelum bertemu dulu. Sekarang sudah tiba pada tempat dimana tidak lagi melihat masa depan dari sisi yang sama-sama diimpiikan,melainkan melihat semua dari sisi yang sama-sma bisa dilakukan. 

Kehidupan ini berawal dan berakhir di titik yang sama. Seperti untaian tasbih, yang terdiri dari butiran butiran. Begitu juga dengan kehidupan yang mempunyai serangkaian butiran suka, duka, derita, bahagia, gembira, gagal, sukses, pasang , surut. Untuk melewatinya butuh keberanian, kesabaran, dan tentunya perjuangan agar bisa terus meniti, berjalan, mendaki bahkan merangkak. Semuanya itu tetap dalam lingkaran takdir Allah.