Dan Pohon Pinus Pun Tumbang

Dan Pohon Pinus Pun Tumbang

Januari 22, 2023 0 By Kusfandiari MM Abu Nidhat

Estuman Kusfandiari MM Abu Nidhat

Gunung Merapi di perbatasan Jawa Tengah dan Yogyakarta dua kali meletus, yaitu pada tahun 2010 dan 2020.  Kolom material yang dimuntahkan mencapai tinggi 3.000 meter dengan durasi mencapai 270 detik dan amplitudo 75 milimeter.  Usai letusan, sebagian wilayah di Kabupaten Magelang diterpa awan panas dan hujan abu vulkanik, serta butiran pasir.

Hujan abu vulkanik itu terlihat menyelimuti permukiman warga di Desa Ngablak, Kecamatan Srumbung, Kabupaten Magelang.  Butiran abu vulkanik terlihat merata di atas lapisan aspal dan halaman rumah warga yang berjarak tak kurang dari 11 kilometer dari puncak Merapi. Sebagai Kawasan Rawan Bencana, saat erupsi besar Gunung Merapi tahun 2010, Desa Ngablak mengalami rusak parah. Sedikitnya 17 desa di 6 kecamatan terdampak hujan abu vulkanik letusan Gunung Merapi, yaitu Salam, Dukun, Muntilan, Sawangan, Mungkid dan Srumbung.

Kota Magelang yang berjarak sekitar 35 kilometer dari puncak Gunung Merapi juga terguyur abu vulkanik. Pepohonan yang ada di kota ini yang sebelumnya hijau dan teduh berubah jadi putih kusam. Demikian pula Bukit Tidar, sebagai salah satu area yang hijau menyejukkan berubah jadi putih keabu-abuan. Margi Husada (tokoh dan warga kota yang tidak bersedia disebutkan namanya), menyampaikan informasi kepada Guru Galib bahwa sejumlah pohon pinus di Bukit Tidar tumbang bukan hanya karena sudah tua tetapi karena terpapar abu vulkanik. Dengan kata lain, abu vulkanik Gunung Merapi mempercepat tumbangnya sejumlah pohon yang ada di Bukit Tidar, dan bekasnya masih ada dalam keadaan mengalami pelapukan.

Guru Galib pun teringat akan sejumlah kasus di tempat lain di mana pohon yang tinggi besar kokoh tiba-tiba saja tumbang, disebabkan oleh faktor internal pohon: pohon sudah tua, dan sudah tidak dapat tumbuh lagi, keropos di bagian tengah, dimakan rayap, dan batang-dahan-cabang mulai mengering, penanaman awal dengan stek sehingga akar berkembang ke samping dan tidak merata, pohon sudah miring dan mulai ada retakan di sekeliling pohon, ranting-ranting dan dedauna tumbuh lebat, perakaran yang lemah. Sedangkan faktor eksternalnya, yaitu : hujan lebat, angin kencang, dan perbuatan tangan yang tidak bertanggung jawab. Perbuatan yang dimaksud, antara lain : menancapkan paku ke pohon untuk keperluan iklan dan reklame, menyandarkan beban yang berat ke pohon, dan menandai dengan menyayat kulit batang, memotong akar untuk diambil manfaatnya, membakar sampah di pangkal pohon. Semua perbuatan tersebut dapat menyebabkan infeksi pada pohon yang membuat pohon jadi sakit atau sakit-sakitan.

Sejumlah kasus tersebut di atas, meski bersamaan dengan angin kencang atau puting beliung, tumbangnya tidak bisa disebut sebagai bencana alam. Guru Galib menerima informasi bahwa salah satu upaya mitigasi agar pepohonan tidak tumbang saat angin kencang lewat ialah rutin memeriksa setiap pepohonan yang ada. Lalu mencoba mengolah SOP pemeriksaan pohon dan solusinya dalam format tabel sebagai berikut :

No.Kondisi batang pohonSolusi
1sudah menua, sudah tidak tumbuh lagi, sehingga berpotensi robohsegera dipotong,  dirobohkan, dan diganti yang baru
2sudah keropos di bagian tengahnya, dimakan rayap dan batang-dahan-ranting mulai mengering, rawan roboh meski tanpa anginsegera dipotong, dirobohkan, dan diganti yang baru
3ranting-ranting dan dedaunan  terlalu rimbunsegera dipangkas seperlunya
4penanaman awal dari stek, biasanya akar tumbuh ke samping dan tidak merataperlu pengawasan terhadap pertumbuhan akar
5kondisi tanah sangat lembektidak usah ditanami
6air tanah dangkal dan asin sehingga akar tumbuh ke sampingtidak usah ditanami
7diameter pohon >25 cmdipotong, dirobohkan, dan  diganti yang baru
8sudah miring dan di pangkal pohon sudah retak dan atau terangkat.dipotong, dirobohkan, dan diganti yang baru

Memasuki pertengahan musim hujan, intensitas hujan sedang hingga lebat sering terjadi. Hujan dengan intensitas lebat boleh jadi membuat sejumlah pohon tumbang sesuai dengan faktor internal dan eksternal tersebut di atas. Untuk mengantisipasi, kita berusaha menghindari pohon tua atau pohon dengan ukuran besar saat hujan.

Sepulang dari mendaki Bukit Tidar, Guru Galib berselancar di jagad maya. Ia pun memperoleh informasi terkait dengan kondisi geografis Kota Magelang dan Kabupaten Magelang. Kabupaten Magelang terletak di antara 110001’51” dan 110026’13” Bujur Timur dan antara 7019’13” dan 7042’16” Lintang Selatan. Sedangkan Kota Magelang terletak di tengah Kabupaten Magelang. Ketinggian wilayah antara 153-3.065 m di atas permukaan laut. Ketinggian rata-rata 360 meter di atas permukaan laut. Wilayah Kabupaten Magelang di bagian tengah merupakan tanah endapan (alluvial) yang merupakan lapukan dari batuan induk.

Satuan Lereng Gunung yang menempati pada lereng-lereng Gunung Merapi, Gunung Merbabu dan Gunung Sumbing, Satuan Morfologi Kaki Lereng menempati daerah-daerah yang lebih rendah sampai pada daerah Kota Magelang, sedangkan Satuan Perbukitan bergelombang menempati pada bagian selatan Kabupaten Magelang yang berbatasan dengan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

Suhu rata-rata Kabupaten Magelang 25,620C, kelembaban udara 82%. Curah hujan rata-rata 2.589 mm/th, rata-rata hari hujan 121, kecepatan angin 1,8 knot.

Kondisi geografi Bukit Tidar yang berada di wilayah Kota Magelang tentu tidak jauh berbeda dengan kondisi geografi Kota Magelang dan Kabupaten Magelang. Artinya struktur tanah yang ada sangat mendukung pepohonan tumbuh kokoh.

Guru Galib merasa bersyukur bahwa ia bisa mengunjungi Bukit Tidar dan sempat menyaksikan beragam pepohonan yang rindang dan menikmati suasana yang sejuk sampai di puncak. Sesekali, ia sempat merasakan napasnya yang tersengal-sengal karena begitu semangatnya menapaki anak-anak tangga sampai anak tangga ke-200. Namun, sesudahnya semangat tetap ada, hanya saja ia mesti mengurangi percepatan, mengingat faktor usia dan energi yang ada. Ia ditemani seorang pemandu, dan sesekali menerima penjelasan.

Dari Kemiri-Magelang dilanjutkan di Pangkur-Ngawi, 20230116.14440723.05.55 Penulis tinggal di Pangkur, Budayawan, di GPMB Ngawi sebagai Penasihat.