Pimpinan yang Kehilangan Pemimpin
Januari 13, 2023[Korelasi Pimpinan dan Pemimpin]
Estuman Kusfandiari MM Abu Nidhat
Kata “pimpinan” sudah salah kaprah dipergunakan sebagai pengganti “pemimpin”. Kedua kata ini berbeda makna. Pimpinan adalah hasil memimpin atau yang dipimpin, sedangkan pemimpin adalah orang yang memimpin. Mungkin berawal dari kondisi yang tidak mau terus terang atau bersikap inferior, membuat kata “pimpinan” lebih diminati dari pada kata “pemimpin”.
Sekarang coba kita perhatikan paragraf di bawah ini, yang asalnya kata “pimpinan” diganti dengan kata “pemimpin”, yang asalnya kata “atasan” diganti dengan kata “pemimpin”, dan yang asalnya kata “bawahan” diganti dengan kata “pimpinan”!
Menjadi pemimpin, bagi seseorang merupakan harapan. Namun, harus diingat bahwa menjadi pemimpin itu amanah. Orang boleh bersyukur manakala ia dipercaya sebagai pemimpin. Namun, sekaligus ia beristighfar manakala ia berhadapan dengan banyak masalah sewaktu ia jadi pemimpin. Sesungguhnya sebagai pemimpin, ia mesti berhadapan dengan banyak hal yang mesti ia lakukan. Misalnya ia mesti melakukan perbaikan di sana-sini jika ditemukan kekurangan. Sedangkan jika selama sebelumnya sudah ada prestasi yang membanggakan, ia harus berusaha bisa meningkatkan prestasi yang dimaksud. Ia harus bisa mengambil dan menerapkan langkah-langkah perbaikan. Berikut ini sejumlah hal yang harus dihindari oleh seorang pemimpin.
Tidak Mau Memperbarui Wawasan
Pemimpin harus mengetahui banyak hal meski tidak harus mendalam. Pemimpin harus banyak belajar, menambah wawasan, khususnya hal-hal yang berkaitan dengan tuntutan kebutuhan para pemangku kepentingan, baik secara internal maupun eksternal. Jika tidak mau memperbarui wawasan, pemimpin bakal tidak tergerak melakukan perubahan. Bahkan ia bakal mengambil sikap resisten terhadap hal-hal baru. Lebih parah lagi, ia bakal menutup ruang bagi pimpinan untuk melakukan inovasi, padahal di luar institusi yang ia pimpin terus-menerus mengalami perubahan.
Tidak Mau Memberikan Arahan kepada Pimpinan
Seorang pemimpin yang tidak mau atau tidak pernah memberikan arahan kepada pimpinan berakibat pada suasana ta tidak ada titik temu antara yang dilakukan pimpinan dengan yang diinginkan pemimpin. Jika suasana ini terus-menerus dibiarkan, makan akan terjadi suasana kerja berulang-ulang untuk satu hal yang sama.
Menyalahkan Pimpinan
Karena dianggap tidak bertanggung jawab, dengan mudahnya pemimpin menyalahkan pimpinan. Padahal bisa jadi kesalahan yang dilakukan pimpinan merupakan akibat dari tidak adanya arahan yang jelas dari pemimpin.Yang terjadi kemudian, pimpinan merasa takut mengambil tindakan dan atau takut berkreasi.
Mengambil Keputusan tanpa Meminta Pendapat Pimpinan
Sampai kapanpun dan di manapun, pemimpin adalah sosok yang kurang kuat jika ia tidak melibatkan pimpinan dalam mengambil keputusan, apalagi bila itu keputusan strategis. Ia harus menyadari bahwa ia perlu banyak masukan dari pimpinan jika tidak ingin membuat kesalahan dalam mengambil keputusan.
Tidak Mau Memberdayakan Pimpinan
Untuk apa memiliki banyak bawahan, jika mereka tidak diberdayakan perannya dalam membantu pemimpin. Mampukah pemimpin sendirian melaksanakan seluruh tugas institusi? Harus disadari bahwa sebagai pemimpin, ia memiliki keterbatasan dan membutuhkan dukungan para pimpinan. Dua-duanya, pemimpin dan pimpinan akan mengalami kerugian jika tidak saling bekerja sama. Pemimpin akan mengalami kelebihan beban, dan pimpinan tidak akan bertambah kompetensinya.
Mengungkap Kejelekan Pemangku Kepentingan / Customer kepada Pimpinan.
Membicarakan kejelekan, kekurangan pelanggan atau pemangku kepentingan kepada pimpinan haruslah dipandang sebagai pantangan. Karena jika dibiarkan berlarut-larut, hal semacam menunjukkan pemimpin yang mengajarkan rasa kurang respek para pimpinan kepada pemangku pentingan ataupun pelanggan.
Tidak Mau Mengambil Risiko
Sekecil apapun risiko pasti ada. Oleh sebab itu, pemimpin harus siap mengelola sejumlah risiko yang ada. Jika pemimpin tidak bisa mengelolanya, tentu para pimpinan bakal kehilangan orientasi dalam melaksanakan tugas.
Guru Galib memberikan gambaran tentang korelasi pimpinan dan pemimpin. Bagi yang terbiasa menggunakan kata “pimpinan” sebagai pengganti kata “pemimpin”, tentu paragraf-paragraf tersebut di atas menjadi ganjalan dalam memahami makna sesungguhnya dari kedua kata tersebut di atas.
Sebagai bukti yang menguatkan bahwa kata “pimpinan” yang bermakna “hasil memimpin, yang dipimpin”, dan kata “pemimpin” yang bermakna “orang yang memimpin”, berikut diberikan sejumlah analogi yang cukup terkait kedua bentukan yang relevan.
Kata berimbuan -an | Kata berimbuhan pe-… |
adukan : hasil mengaduk, yang diaduk | pengaduk : orang yang mengaduk |
arahan : hasil mengarahkan, yang diarahkan | pengarah : orang yang mengarahkan |
asuhan : hasil mengasuh, yang diasuh | pengasuh : orang yang mengasuh |
awalan : hasil mengawal, yang diawal | pengawal : orang yang mengawal |
awasan : hasil mengawas, yang diawas | pengawas : orang yang mengawas |
bayaran : hasil membayar, yang dibayar | pembayar : orang yang membeli |
binaan : hasil membina, yang dibina | pembina : orang yang membina |
bisikan : hasil membisik, yang dibisik | pembisik : orang yang membisik |
cetakan : hasil mencetak, yang dicetak | pencetak : orang yang mencetak |
cucian : hasil mencuci, yang dicuci | pencuci : orang yang mencuci |
didikan : hasil mendidik, yang dididik | pendidik : orang yang mendidik |
gajian : hasil menggaji, yang digaji | penggaji : orang yang menggaji |
gambaran : hasil menggambar, yang digambar | penggambar : orang yang menggambar |
garapan : hasil menggarap, yang digarap | penggarap : orang yang menggarap |
gubahan : hasil menggubah, yang digubah | penggubah : orang yang menggubah |
gunjingan : hasil menggunjing, yang digunjing | penggunjing : orang yang menggunjing |
hujatan : hasil menghujat, yang dihjatan | penghujat : orang yang menghujat |
imbauan : hasil mengimbau, yang diimbau | pengimbau : orang yang mengimbau |
iringan : hasil mengiring, yang diiring | pengiring : orang yang mengiring |
jamuan : hasil menjamu, yang dijamu | penjamu : orang yang menjamu |
jajahan : hasil menjajah, yang dijajah | penjajah : orang yang menjajah |
jarahan : hasil menjarah, yang dijarah | penjarah : orang yang menjarah |
jemputan : hasil menjemput, yang dijemput | penjemput : orang yang menjemput |
kunjungan : hasil mengunjung, yang dikunjung | pengunjung : orang yang mengunjung |
lukisan : hasil melukis, yang dilukis | pelukis : orang yang melukis |
nyanyian : hasil menyanyi, yang dinyanyi | penyanyi : orang yang menyanyi |
paduan : hasil memadu, yang dipadu | pemadu : orang yang memadu |
panduan : hasil memandu, yang dipandu | pemandu : orang yang memandu |
rancangan : hasil merancang, yang dirancang | perancang : orang yang merancang |
racikan : hasil meracik, yang diracik | peracik : orang yang meracik |
ramuan : hasil meramu, yang diramu | peramu : orang yang meramu |
serangan : hasil menyerang, yang diserang | penyerang : orang yang menyerang |
susunan : hasil menyusun, yang disusun | penyusun : orang yang menyusun |
suruhan : hasil menyuruh, yang disuruh | penyuruh : orang yang menyuruh |
tulisan : hasil menulis, yang ditulis | penulis : orang yang menulis |
tunjukan : hasil menunjuk, yang ditunjuk | penunjuk : orang yang menunjuk |
tuturan : hasil menutur, yang ditutur | penutur : orang yang menutur |
ujaran : hasil mengujar, yang diujar | pengujar : orang yang mengujar |
usulan : hasil mengusul, yang diusul | pengusul : orang yang mengusul |
Agar sesuai dengan realitas di lapangan, Guru Galib memberikan contoh Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Ngawi dan Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Bringin. PDM Ngawi mencakup 19 PCM, salah satu di antaranya PCM Bringin. Saat ini, PDM Ngawi dipimpin oleh Ki Ramadhan Abdul Karim, sedangkan PCM Bringin dipimpin oleh Ki Murjanto.
Sebagai lembaga, institusi, atau persyarikatan yang resmi, sebutan PDM maupun PCM sudah benar. Kata “pimpinan” dalam nama kedua lembaga ini sudah benar. Selain memberi makna “hasil memimpin” dan “yang dipimpin”, kata “pimpinan” menunjukkan “area” atau “wilayah” yang dipimpin. Di dalamnya terdapat “orang-orang dan simpatisan yang dipimpin.”
Seperti pada penggunaan katau “Bapak” atau “Ibu” yang melekat pada jabatan tertentu, penggunaan kata “Pimpinan”, sebaiknya dihindari.
Guru Galib menyarankan sapaan seperti contoh berikut.
“Yang terhormat Ki Ramadhan Abdul Karim selaku Ketua PDM Ngawi.”
“Yang terhormat Ki Murjanto selaku Ketua PCM Bringin.”
Sapaan semacam tersebut di atas, semata-mata untuk menghindarkan penggunaan kata “pimpinan” yang dikhawatirkan rancu, sedangkan penggunaan “Ketua” terbukti secara resmi ada dalam surat keputusan yang relevan.
Kemiri-Magelang, 20230113.14440720.03.36
Penulis tinggal di Pangkur, Budayawan, di GPMB Ngawi sebagai Penasihat.