Kehidupan Malam Para Lansia

Kehidupan Malam Para Lansia

Januari 11, 2023 0 By Kusfandiari MM Abu Nidhat

[Nokturia Vs Nokturnal]

Estuman Kusfandiari MM Abu Nidhat

Di malam hari, Anda terbiasa buang air kecil berulang kali? Itu berarti Anda lagi mengalami Nokturia. Apa itu Nokturia? Nokturia (poliuria nokturnal) adalah istilah medis yang merujuk pada seseorang yang kerap buang air kecil berlebih di malam hari. Selama tidur, secaranormal tubuh seseorang akan menghasilkan lebih sedikit urin terkonsentrasi.

Selain terlalu banyak minum air menjelang tidur, penyebab sering kencing di malam hari bisa dipengaruhi oleh faktor usia, konsumsi obat-obatan tertentu, hingga gangguan infeksi saluran kemih. Minum air lebih dari biasanya setiap malam sebelum tidur dapat pula membuat kita terbangun untuk ke kamar mandi.

Salah satu penyebab nokturia ialah gaya hidup seperti mengonsumsi minuman beralkohol, mengandung kafein atau minuman lain yang bersifat diuretik, yakni minuman yang mampu meningkatkan produksi urin.

Orang dewasa dan orang tua harus sering bangun di malam hari untuk buang air kecil. Mereka menghindari minum air sebelum tidur di malam hari karena takut mengganggu tidur mereka. Namun, mereka tidak mengetahui bahwa tidak minum air sebelum tidur atau setelah buang air kecil di malam hari merupakan penyebab penting seringnya serangan jantung atau stroke di pagi hari pada orang dewasa dan orang tua. Hal ini disebabkan oleh penurunan fungsi jantung pada lansia, karena jantung tidak lagi mampu menyedot darah dari bagian bawah tubuh.

Dalam situasi seperti itu, pada siang hari ketika kita dalam posisi berdiri, aliran darah lebih banyak ke bawah. Jika jantung lemah, jumlah darah di jantung menjadi tidak mencukupi dan tekanan pada bagian bawah tubuh meningkat. Itulah sebabnya orang dewasa dan orang tua mengalami pembengkakan di bagian bawah tubuh pada siang hari. Ketika mereka berbaring di malam hari, bagian bawah tubuh mendapat bantuan dari tekanan dan banyak air disimpan di jaringan. Air ini kembali ke dalam darah.

Jika terlalu banyak air, ginjal harus bekerja lebih keras untuk memisahkan air dan mendorongnya keluar dari kandung kemih. Ini adalah salah satu penyebab utama nokturia. Biasanya dibutuhkan sekitar tiga atau empat jam antara saat Anda berbaring untuk tidur dan pertama kali Anda pergi ke toilet. Setelah itu, jumlah air dalam darah mulai meningkat lagi dan sekitar tiga jam kemudian seseorang harus ke toilet lagi.

Setelah buang air kecil dua atau tiga kali, air dalam darah sangat sedikit. Air tubuh juga berkurang dengan bernapas. Hal ini menyebabkan darah menjadi kental dan lengket serta detak jantung melambat saat tidur. Aliran darah yang kental dan lambat menyebabkan pembuluh darah yang menyempit mudah tersumbat.

Inilah alasan mengapa orang dewasa dan orang tua selalu ditemukan mengalami serangan jantung atau kelumpuhan sekitar jam 5-6 pagi. Dalam kondisi ini mereka mati dalam tidur itu sendiri.

Nokturia bukanlah kerusakan kandung kemih, tetapi lebih disebabkan penuaan. Oleh sebab itu, orang tua harus minum air hangat sebelum tidur, dan lagi setelah bangun untuk buang air kecil di malam hari.

Hal yang harus dilakukan untuk meningkatkan efisiensi jantung adalah melakukan lebih banyak olahraga di siang hari. Juga tidak makan makanan yang tidak sehat, terutama makanan tinggi pati dan gorengan.

Guru Galib dan kawan-kawan senasib sepenanggungan menyadari akan kondisi jiwa dan raganya. Mereka tetap bersyukur atas karunia yang diberikan Allah kepada masing-masing. Satu hal yang jadi catatan sendiri, di saat kawan-kawannya mengembangkan hobi masing-masing yang tidak bisa diganggu gugat, ia menyempatkan diri untuk menikmati puisi nokturnal, karya WS Rendra sebagai berikut.

Pertemuan Malam

Puisi WS Rendra

Setelah mereguk getah rembulan tanggal pertama

aku berjalan tanpa tujuan di dalam hutan.

Kemudian bau Gandasuli membuat aku tertegun,

berdiri kaku di tengah semak belukar,

menghentikan nyanyian serangga malam.

Terpancang seperti si Gale-gale

tanpa pikiran dan perasaan.

Banyak masalah datang bersama,

tanpa sebab dan akibat.

Kemurungan menyelimuti diriku.

Seperti kabut menghalangi pemandangan.

Itu pun tanpa makna.

Tanpa keterangan. Tanpa hubungan.

Bau Gandasuli memenuhi paru-paru.

Membanjir ke dalam urat-urat darah.

Bahkan lalu menjadi daging.

Ya, Allah, apakah aku mati sambil berdiri?

Cahaya bulan dan bintang-bintang

jatuh ke pohon-pohon yang sekadar pohon.

Serangga malam kembali bersuara sekadar suara.

Tidak ada apa-apa. Tidak ada apa-apa.

Tidak mengapa. Tidak bagaimana.

Sedetik dan seabad apa bedanya.

Tiba-tiba

dari kegelapan rumpun pohon-pohon jati emas

menyebar bau Tembakau yang wangi.

Lalu aku lihat kilatan kacamata.

Lalu kilatan senyum dengan gigi-gigi putih.

Dan kemudian muncul dari kegelapan

sosok tubuh yang gagah berpeci hitam

dan mantel malam berwarna coklat tua.

Ayahandaku, paduka muncul tak terduga!

Apakah arti kehadiran anda ini?

Apakah batas antara hidup dan mati

menjadi tipis karena cahaya rembulan?

Aku tidak mengharapkan pertemuan ini.

Aku ikhlaskan anda istirah

di ranjang buaian kematian anda.

Kini, apakah yang akan anda katakan?

Tanpa harapan. Tanpa keinginan.

Aku berdiri terpaku di bumi.

Apakah sebenarnya aku sudah mati?

Dan kini menjadi sebatang Gandasuli?

Anda hanya tersenyum

Tanpa berkata sepatah kata.

Kemudian anda melangkah sedikit ke depan

disertai beribu kunang-kunang

yang menerangi pohon-pohon di hutan.

Dan mengiring di belakang anda

kerumunan orang yang berbaju compang-camping.

Para pemulung dan perempuan bunga malam.

Semua tersenyum dan melambaikan tangan kepadaku.

Ternyata ada juga di antara mereka

Atmo Karpo sang penyamun,

dan Joko Pandan, anaknya yang membunuhnya.

Lalu Fatima yang dizinahi oleh Kasa,

serta Maria Zaitun yang dimakan rajasinga.

Malahan Suto yang selalu mengembara

sepanjang masa juga ada.

Wahai, ilalang kehidupan setiap zaman!

Wahai, lumut dan kecoak setiap metropolitan!

Wahai, para patriot dunia ketiga yang bersimbah darah!

Semuanya tersenyum

dan melambaikan tangan kepadaku.

Di tengah kemeriahan tanpa suara itu

tercurah hujan air emas dari langit.

Hawa hangat merasuki ubun-ubunku

menjalar ke seluruh badan.

Aku menengadah.

Tampak ibunda turun dari langit

berdiri di puncak pohon yang paling tinggi.

Bau kulit susu dan kulit kuduknya

memenuhi dadaku.

Aku berlutut.

Mengharap ayahanda dan ibunda

mencium keningku. Tapi itu tidak terjadi.

Hujan air emas makin deras tercurah.

Mataku silau. Mataku silau.

Lalu ibunda melambaikan tangan memanggil ayahanda.

Dalam sekejap mata saja rasanya.

Ayahanda dan segenap barisan orang-orang tercinta

membubung ke langit mengikuti ibunda.

Lenyap ke angkasa raya.

Perlahan-lahan aku bangkit berdiri.

Keluar dari semak belukar.

Aku dengar dengung lebah.

Ayam jantan berkokok.

Asap keluar dari dapur-dapur di desa.

Fajar tiba.

Perempuan terkasih yang gelisah menunggu di rumah!

Anak-anakku yang sedang mengusap mata!

Cucu-cucuku yang sedang bermain air di kamar mandi!

Aku pulang.

Setelah mati di dalam hutan

dan hidup kembali.

Rumah Sakit Cinere, 5 November 2003

Ya Guru Galib berusaha mengapresiasi karya sastra para sastrawan. Salah satu di antaranya menghubungkan istilah nokturia dan nokturnal. Tidak lebih.

Pangkur-Ngawi, 20230105.14440612.08.41 diperbaiki di Kemiri-Magelang, 20230109.14440616.17.10

Penulis tinggal di Pangkur, Budayawan, di GPMB Ngawi sebagai Penasihat.