Berkenalan dengan Cailin Bagian 2

Berkenalan dengan Cailin Bagian 2

Desember 31, 2022 0 By Kusfandiari MM Abu Nidhat

Estuman Kusfandiari MM Abu Nidhat

Wikipedia menyebutkan : Cairan lindi (Bahasa Inggris : leachate) adalah suatu cairan yang dihasilkan dari pemaparan air hujan di timbunan sampah. Karena mengandung konsentrasi senyawa organik dan senyawa anorganik dalam konsentrasi tinggi, cairan ini sangat berbahaya dan beracun. Cairan ini terbentuk dalam landfill (sistem pengelolaan sampah dengan cara membuang dan menumpuk sampah di lokasi cekung, memadatkannya, dan kemudian menimbunnya dengan tanah) akibat adanya air hujan yang masuk ke dalamnya. Bahaya cairan lindi yang mengancam karena terdapat kandungan unsur logam, seperti seng (Zn), dan raksa (Hg).

Dalam kehidupan sehari-hari, cairan lindi dapat dianalogikan seperti seduhan teh yang membawa materi tersuspensi dan terlarut dari produk degradasi sampah. Cairan ini dapat diproses menjadi biogas dan pupuk cair. Hal ini disebabkan karena air tersebut mengandung berbagai macam bahan organik, yaitu nitrat dan mineral.

Di Tempat Pemrosesan Sampah (TPA), cairan lindi yang meluber merupakan masalah serius yang harus segera ditangani. Cairan lindi yang tidak terolah dapat meresap ke dalam tanah yang berpotensi bercampur dengan air tanah sehingga menimbulkan pencemaran tanah, air tanah dan air permukaan. Luberan cairan  lindi berpotensi mencemari lingkungan dan mengakibatkan gangguan kesehatan. Cairan ini  mengandung beragam turunan senyawa kimia, mulai dari pelarutan sampah, serta hasil reaksi kimia dan biokimia.

Jika cairan lindi tidak dilakukan pengolahan secara optimal, cairan akan meresap ke dalam air tanah ataupun ikut terbawa dalam aliran permukaan. Mengingat bahwa cairan lindi yang meresap melalui sampah mengandung unsur-unsur (banyak sekali ragam senyawa) terlarut dan tersuspensi sebagai hasil dari dekomposisi sampah sehingga memiliki kandungan pencemar khususnya zat organik yang sangat tinggi, maka cairan lindi sangat berpotensi menyebabkan pencemaran air, baik air tanah maupun permukaan. Oleh sebab itu perlu dikelola dengan baik.

Standar kualitas pembuangan ke badan sungai secara ketat mensyaratkan perlunya kombinasi teknologi pengolahan cairan lindi dengan metode biologi dan metode fisika kimia. Metode biofilter dan wetland merupakan salah satu metode sederhana yang dapat digunakan untuk melakukan degradasi parameter pencemar yang ada dalam cairan lindi. Prinsipnya bakteri dalam cairan lindi akan melekat pada biofilter dan membentuk biofilm sebagai tempat hidupnya. Biofilm akan menahan bakteri agar tidak ikut terbawa efluen, sehingga dapat melakukan degradasi cairan lindi secara terus-menerus.

Inspirasi teknologi pengolah sampah di Tempat Pemrosesan Akhir atau yang kita kenal dengan TPA, dari berbagai wilayah di Indonesia di bawah ini bisa menjadi acuan daerahmu dalam mengolah sampah agar tidak terlihat kumuh dan menyenangkan pastinya.

Pemerintah Republik Indonesia mengeluarkan peraturan no. 81 tahun 2012 tentang pengolahan sampah rumah tangga pasal 1 ayat 7, bahwa tempat pengolahan sampah dengan prinsip 3R (reduce, reuse, recycle) yang selanjutnya disebut TPS 3R adalah tempat dilaksanakannya kegiatan pengumpulan, pemilahan, penggunaan ulang, dan pendauran ulang skala kawasan. Hal ini menjadi acuan pemerintah di berbagai daerah dan masyarakat setempat dalam melakukan beberapa inovasi terkait pengolahan sampah agar berguna bukan berakhir sia-sia.

Sebagai pupuk, cairan lindi mengandung unsur–unsur organik yang dibutuhkan tanaman, seperti nitrogen (10-600 mg/l) dan fosfor (1-70 mg/l). Dengan kata lain, cairan lindi mengandung senyawa organik (hidrokarbon, asam humat, hlfat, tanat dan galat) dan anorganik (natrium, kalsium, kalium, magnesium, klor, sulfat, nitrogen dan beberapa senyawa logam berat) yang tinggi. Karena terdapat kandungan organik nitrogen (10-600 mg/l) dan fosfor (1-70 mg/l), cairan lindi bisa dipergunakan sebagai pupuk organik cairan (POC). Untuk itu, cairan lindi perlu dilarutkan dalam air bersih dengan dosis 5-10 ml per liter air. Aplikasi ke ragam tanaman, fase pertumbuhan, dan ukuran tanaman, dosisnya harus disesuaikan.

Nilai pH cairan lindi berada di kisaran 7,4-7,7 (Tabel 1). Nilai pH air lindi sebelum masuk ke dalam kolam (A1) bernilai 7,4 dan setelah keluar dari kolam (A4) adalah 7,7. Hal ini menunjukkan bahwa pH air lindi di TPA Air Dingin masih berada pada rentang standar baku mutu pH (6,0 – 9,0).

Selain meningkatkan pertumbuhan dan kesehatan tanaman secara keseluruhan, cairan lindi bermanfaat untuk melawan penyakit dan hama; menyediakan nutrisi tambahan untuk tanaman dan tanah; dan mengurangi bahan kimia dari pestisida yang biasanya digunakan.

Sebagai pemerhati lingkungan dan pertanian, Guru Galib berpesan agar cairan lindi yang diproduksi massal sebagai pupuk organik cair jangan sampai harganya mahal, menyamai harga pupuk anorganik yang beredar di pasaran. Sangat percuma, yang niatnya membantu meningkatkan kesejateraan para petani, jika pupuk, pestisida, insektisida langka di pasaran, sementara harapan petani akan inovasi seperti cairan lindi hanya berakhir dalam mimpi. Namun, semoga saja hal ini jadi tantangan buat para petani untuk bisa produktif dan inovatif dengan caranya sendiri.

Pangkur-Ngawi, 20221230.14440606.10.14

Penulis tinggal di Pangkur, Budayawan, di GPMB Ngawi sebagai Penasihat.