Di Mana Istimewanya 1 Januari?

Di Mana Istimewanya 1 Januari?

Desember 30, 2022 0 By Kusfandiari MM Abu Nidhat

Estuman Kusfandiari MM Abu Nidhat

1 Januari berapapun tahunnya identik dengan tahun baru. Tidak ada yang memungkiri. Biasanya kita menyambutnya dengan penuh suka. Tidak bisa tidak euforia selalu terjadi di manapun. Istilahnya tahun baru harapan baru. Tahun sebelumnya adalah realitas, pahit-manis, duka-suka, sedih-gembira, derita-bahagia, dan lain-lain dan sebagainya.

Ungkapan dalam bahasa Inggris mengatakan,”Setting new year resolutions is great, but reflecting to what we’ve learned along the year is necessary.” Meski Guru Galib tidak begitu paham, ia simpan saja di bilik pustaka pribadinya sebagai bagian dari motivasi pribadinya.

Sebagai harapan baru di tahun baru, tentu selalu terbersit rasa bahagia dan bersyukur kepada Allah, karena kita mampu menangkap segala sisi positif dalam kehidupan. Hidup jadi semakin optimis dan sehat wal afiat. Tidak kurang suatu apapun.

Alangkah indahnya jika setiap kita mengungkapkan rasa syukur kepada Allah dengan cara : merawat apa yang sudah ada saat ini, memilih makanan sehat dan olah raga teratur, bersikap baik dan meluangkan waktu untuk keluarga, menjaga dan menyayangi sahabat dengan tulus, memanfaatkan waktu luang dengan bijak.

Bagi Guru Galib merupakan sesuatu yang mengherankan manakala sejumlah kalangan yang dengan susah payah bahkan dengan biaya yang tak terhitung banyaknya untuk sekedar menyaksikan terbitnya matahari pertama di tahun baru. Terlepas dari unsur kepercayaan tentang matahari pertama yang terbit pada hari pertama di tahun baru memiliki aspek supernatural. Sejumlah kalangan berduyung-duyun, berbondong-bondong, dan berjejal-jejalan untuk menyambut terbitnya matahari pertama di tahun baru, dengan pergi ke gunung atau ke pantai. Bahkan ada yang pergi ke luar negeri dengan maksud yang sama. Di mana istimewanya 1 Januari?

Mohon maaf, Guru Galib memang sangat kritis dalam hal ini. Hal ini disebabkan oleh gaya berpikirnya yang terfokus pada  fenomena alam terkait rotasi dan revolusi bumi. Ia berpikir, jika menghendaki hal yang istimewa, datangi saja pada saat Titik Balik Selatan Matahari pada tanggal 22 Desember, di mana Benua Australia berada di puncak kering kerontang, atau di kutub utara lagi gencar-gencarnya tarian Aurora Borealis. Atau menikmati suasana pada tanggal 23 Maret dan 23 September di area geografis yang dilintasi Khatulistiwa, yaitu Sumatera Barat (Pasaman Barat, Bonjol, dan Koto Alam), Riau (Pangkalan Lesung, Lipat Kain), Kepulauan Riau (Tanjung Teludas), Kalimantan Timur (Santan Hulu), Kalimantan Barat (Pontianak), Sulawesi Tengah (Tinombo Selatan), dan Maluku Utara (Kayoa). Para pengunjung bisa menyaksikan sensasi matahari terbit tepat di titik tengah (belahan utara bumi sama luas dengan belahan selatan bumi), dan biasanya hujan gerimis yang syahdu. Selain menambah pendapatan warga setempat, pengunjung benar-benar bisa menikmati suasana negeri yang sama sekali berbeda dengan negeri asal pijakan.

Jika ingin tahu titik balik utara  (23 Juni) atau titik balik selatan (22 Desember), ya kunjungi saja negara-negara beriklim subtropis dengan empat musim, terletak di 23,5 derajat sampai 40 derajat Lintang Utara dan, yaitu antara lain: Iran, Irak, Nepal, Tiongkok, Jepang, Korea Utara dan Selatan, Turki, Hongkong, Amerika Serikat, dan Eropa, dan terletak di 23,5 derajat sampai 40 derajat Lintang Selatan, yaitu antara lain : Afrika Selatan, Mesir, Australia bagian selatan, dan Cile.

Menurut Guru Galib, 1 Januari itu tidak ubahnya pergeseran posisi matahari 10 hari dari 22 Desember berdasarkan pandangan nisbi. Artinya sama saja dengan posisi matahari di hari-hari lainnya. Sama saja dengan posisi matahari sepuluh dari sebelum tanggal 22 Desember. Namun, ya sudahlah, masing-masing orang berbeda pendapat.

Sebagai pemerhati, Guru Galib hanya punya pandangan, alangkah indahnya perayaan tahun baru lebih difokuskan pada lingkungan sekitar di mana masih banyak dari saudara kita yang butuh uluran tangan kita. Alangkah indahnya, dan selalu jadi harapan bagi seluruh warga secara nasional. Di tahun baru upah minimum regional-provinsi-kota mengalami kenaikan, harga bahan bakar minyak mengalami penurunan, para petani tidak kesulitan mencari dan membeli pupuk dengan harga yang murah, pantai tidak tercemar sehingga nelayan bisa melaut dan bisa menangkap ikan-ikan bernilai ekonomi tidak usah jauh-jauh melaut, dan lain-lain dan sebagainya.

Guru Galib sadar betul bahwa ia bisa berada dalam growth mindset dan fixed mindset. Menyongsong tahun baru, ia berusaha menerapkan  pola pikir yang selalu berkembang, serta yakin bahwa kesuksesan bisa didapatkan melalui kerja keras. Ia berpikir bahwa kecerdasan atau bakat hanyalah titik awal. Ia tidak mau bergantung hanya dari bakat yang dimilikinya saja. Ia selalu belajar dan bekerja keras adalah hal yang wajib dilakukan untuk mendapatkan suatu keterampilan yang akan mengantarkannya pada kesuksesan. Ia tidak percaya dengan adanya orang yang “pintar” atau orang yang terlahir “berbakat.” Ia  berpikir bahwa semua orang akan bisa memiliki suatu keterampilan selama berusaha dan memiliki motivasi bekerja keras. Ya ia ingin mengembangkan growth mindset yang ia miliki.

Guru Galib berusaha menjauhi pola pikir yang percaya bahwa kecerdasan atau bakat yang dimiliki sifatnya akan tetap dan tidak akan berubah. Pemilik pola pikir yang satu ini percaya bahwa bakat yang dimilikinya berkontribusi besar pada kesuksesan tanpa perlu melakukan usaha ekstra atau bahkan bekerja keras. Ia tidak ingin terjebak dalam pemikiran bahwa orang yang “pintar” sehingga tidak perlu berusaha dan bekerja keras untuk menggapai kesuksesan. Misalnya mereka akan percaya telah pintar dalam bidang sains sejak dilahirkan, kemudian, mereka bisa mencapai kesuksesan karena bakat sains tersebut.

Guru Galib yang berlatar belakang pendidikan bahasa berusaha merambah dan menjelajah ke bidang studi lainnya, termasuk salah satu di antaranya sains tentang rotasi dan revolusi bumi. Dan yang tidak kalah pentingnya, ia “berani-beraninya” memperkarakan 1 Januari bukan tanggal yang istimewa dipandang dari sudut sains yang satu ini.

Pangkur-Ngawi, 20221229.14440606.14.40

Penulis tinggal di Pangkur, Budayawan, di GPMB Ngawi sebagai Penasihat.