Menikmati Lima Hari Kerja Bagian 2

Menikmati Lima Hari Kerja Bagian 2

Desember 23, 2022 0 By Kusfandiari MM Abu Nidhat

Estuman Kusfandiari MM Abu Nidhat

Menyongsong Lima Hari Kerja di tahun 2023, tepatnya mulai Semester Genap Tahun Pelajaran 2022/2023, guru yang paling sibuk dan mumet adalah Guru Urusan Kurikulum. Setidak-tidaknya yang diketahui Guru Galib, di mana dulu, di atas dua puluh tahun yang lalu sebelum purna tugas, ia pernah jadi Guru Urusan Kurikulum.

Menyusun jadwal pembelajaran yang melibatkan banyak tenaga pendidik tidaklah mudah. Nama inisial sudah ditetapkan dan disepakati sehingga bisa dikenali dan terhubung dengan nama aselinya. Guru Urusan Kurikulum juga berusaha menghubungkan nama inisial dan mata pelajaran yang diemban.

Menyusun jadwal pembelajaran harus memperhatikan jenis mata pelajaran yang diajarkan, jumlah jam per minggu masing-masing mata pelajaran pada tiap jenjang kelas, pembagian tugas jam mengajar guru dan jumlah guru pada tiap-tiap mata pelajaran yang ada. Data yang terkumpul harus dihubungkan dengan kepentingan siswa dalam belajar. Jadwal pelajaran yang dibuat harus mengingat beban belajar siswa, jeda istirahat yang cukup dan selingan antara mata pelajaran harus tertata dengan baik agar siswa tidak mudah lelah dan jemu. Juga harus dicarikan waktu yang tepat bagi jenis-jenis pelajaran yang membutuhkan daya pikir dan tenaga seperti Matematika, Fisika, dan Pendidikan Olah Raga. Pelajaran seperti ini, diprioritaskan pada jam pertama. Tak kalah pentingnya untuk memperhatikan agar kegiatan di satu kelas, tidak mengganggu kelas di sebelahnya.

Sewaktu enam hari kerja, ia menyusun jadwal pembelajaran berhadapan dengan pertimbangan yang tidak bisa tidak harus dilakukan. Guru pendidikan jasmani dan olah raga tidak boleh memberikan mata pelajarannya di atas jam ke-4. Masing-masing guru mata pelajaran tidak boleh tampil lebih dari 2 jam pelajaran di satu kelas. Guru mata pelajaran tidak boleh tampil di dua kelas sekaligus dalam jam pelajaran yang sama. Seluruh guru tidak boleh libur jam pelajaran dalam satu hari, tetapi boleh menyajikan di salah satu hari dengan hanya dua jam pelajaran.

Guru Urusan Kurikulum bisa minta tolong pada jasa penyusunan jadwal pelajaran. Lewat aplikasi “teori kemungkinan”, jadwal pelajaran segera tersusun. Namun, kenyataannya jadwal yang dibuat oleh jasa penyusunan jadwal pelajaran tidak memuaskan, karena masih saja ada kriteria yang tidak bisa dipenuhi. Maka tampaklah bahwa di saat guru-guru lain santai atau menunggu jadwal pelajaran segera jadi, sebenarnya Guru Urusan Kurikulum berusaha bergulat dengan otak-atik nama-nama inisial yang ada.

Bukan perkara mudah jika sejumlah guru memberikan isyarat hari-hari tertentu mereka bisa masuk sesudah istirahat. Ada pula yang meminta kalau bisa jangan ditaruh pada jam terakhir. Jika isyarat semacam ini dituruti, jadwal pelajaran yang dibuat dengan  sistem dan alat bantu apapun tidak akan terpenuhi. Guru-guru seharusnya memahami bahwa menyusun jadwal pembelajaran tidaklah mudah. Dengan cara manual yang paling jadul, sistem kartu, atau  format condition pada Microsoft Excel segera terwujud paripurna, manakala mereka benar-benar membangun kerja sama yang baik dalam arti tidak memberikan isyarat yang macam-macam.

Adakalanya hampir selesai, dan tampaknya sudah jadi, ternyata masih saja ada mata pelajaran yang tumbuk. Seorang guru di jam pertama mengajar di kelas yang berbeda, itu pun di tingkat yang berbeda. Fakta ini harus segera diselesaikan. Pengamatan yang dilakukan tak putus-putusnya untuk memenuhi segera kriteria yang berlaku. Itupun ia harus tega dan kejam menepis atau mengabaikan permintaan sejumlah guru. Apalagi permintaannya yang nyleneh dan sulit untuk dipenuhi.

Saling memahami akan eksistensi jenis mata pelajaran yang diampu dan ikhlas menyelenggarakan pembelajaran sesuai dengan jadwal yang ditetapkan, membuat Guru Urusan Kurikulum merasa lega, dapat dengan mudah dan leluasa menentukan kelas dan waktu yang tepat di mana mata pelajaran tertentu harus ditaruh.

Ketika sudah jadi dan sudah dilaksanakan sepekan dua pekan, ternyata ada juga guru yang usil untuk mengubah posisi mengajarnya alias mengubah jadwal pelajaran tanpa sepengetahuan Guru Urusan Kurikulum. Urusannya jadi runyam. Guru yang “lancang” mengubah tidak memandang guru lain yang tumbuk mengajar di dua kelas yang sama.

Benar-benar tugas berat Guru Urusan Kurikulum. Itu baru menerapkan dalam enam hari kerja. Sekarang Guru Urusan Kurikulum harus berhadapan dan bisa menyelesaikan jadwal pelajaran untuk lima hari kerja. Enam hari kerja saja sibuknya bukan main, apalagi lima hari kerja. Pemampatan hari kerja, berarti menyisipkan mata pelajaran yang semestinya disampaikan pada hari sabtu, disebar ke lima hari sebelumnya. Peristiwa tumbukan mengajar di kelas yang berbeda akan banyak terjadi. Belum lagi apakah guru pendidikan jasmani dan olah raga diizinkan untuk menyajikan mata pelajarannya di siang hari bolong? Misalnya sebelum atau sesudah shalat Zhuhur. Yang jelas bahwa jam pertama mata pelajaran pendidikan jasmani dan olah raga yang semula disampaikan pada hari Sabtu, tidak mungkin langsung disisipkan di hari-hari sebelumnya pada jam pertama pula.

Belum lagi, yang semula pada enam hari kerja terdapat jeda waktu yang dianggap longgar. Namun, karena dimampatkan, jeda waktu tidak mungkin.

Semua yang dilakukan oleh Guru Urusan Kurikulum baru sebagai pengawal. Hasil jerih payahnya sangat ditunggu-tunggu. Tanpa jadwal pelajaran paripurna, guru-guru tidak bisa melaksanakan tugas. Mereka menunggu. Begitu rampung, pembelajaran segera berlangsung esok pagi dan seterusnya.

Selamat menikmati lima hari kerja!

Guru Galib tidak membahas dua hari di luar hari dinas. Itu urusan pribadi dan keluarga masing-masing.

Pangkur-Ngawi, 20221223.14440529.05.03 Penulis tinggal di Pangkur, Budayawan, di GPMB Ngawi sebagai Penasihat.