Formalin Saja!

Desember 20, 2022 0 By Kusfandiari MM Abu Nidhat

Estuman Kusfandiari MM Abu Nidhat

Setiap kita mendengar istilah “formalin”, ingatan kita tertuju pada zat kimia yang biasa digunakan untuk mengawetkan mayat dan organ-organ makhluk hidup, sebagai pembasmi hama, disinfektan dalam industri plastik dan busa serta untuk sterilisasi ruangan. Tidak terkecuali Guru Galib. Ia pun berpikiran demikian.

Meski tidak melalui survai, setiap kita pernah menerima informasi dari para jurnalis terkait dengan oknum produsen yang nakal. Dalam melakukan produksi, mereka memilih formalin sebagai pengawet makanan dengan alasan harganya yang lebih murah jika dibanding pengawet makanan yang diizinkan. Oknum produsen mempertimbangkan bahwa formalin juga lebih irit, mudah digunakan karena berbentuk larutan serta mudah didapatkan di toko-toko kimia. Pemilik toko kimia pun menjualnya dan tidak usah bertanya kepada pembeli,”Dipergunakan untuk apa?”

Guru Galib merasa heran mengapa oknum produsen tidak menggunakan asam sorban atau natrium benzoat sebagai pengawet makanan yang dizinkan dan teruji kehalalannya serta ramah pencernaan. Warga kota semakin berliterasi terkait dengan bahan pangan berformalin. Pertama, ikan berformalin. Warnanya putih bersih dan berdaging kenyal, insang berwarna merah tua, dan tidak berbau amis tetapi berganti dengan bau menyengat khas formalin, serta pada suhu kamar (25°C) tidak akan membusuk hingga beberapa hari. Sebagai uji coba, kita bisa memberikan ikan yang baru saja kita beli pada kucing kesayangan. Jika ia tidak mau memakannya bahkan meninggalkannya begitu saja, pertanda ikan itu berformalin. Kedua, ayam potong berformalin ditandai warnanya putih bersih dan pucat, serta pada suhu kamar bisa awet hingga beberapa hari.

Selanjutnya, tahu berformalin tampak teksturnya yang sangat bagus, kenyal, sangat halus, tidak mudah hancur, dan menghasilkan bau menyengat khas formalin tanpa aroma khas kedelai. Pada suhu 25° bisa tahan sampai 3 hari, sedangkan dalam lemari pendingin tahan hingga 2 minggu. Mie basah berformalin ditandai dengan bau sedikit menyengat, mie nampak mengkilap seperti dilumuri minyak, tidak lengket dan sangat kenyal (tak mudah putus). Pada suhu kamar bisa tahan hingga 2 hari, sedangkan jika disimpan di dalam lemari pendingan bisa awet hingga lebih dari 15 hari.

Guru Galib dan warga kota tahu betul efek berbahaya yang mungkin terjadi, jika kita mengonsumsi makanan berformalin. Efek toksik dan karsinogenik yang tinggi akan menyuburkan pertumbuhan sel-sel kanker. Berbagai penyakit akut maupun kronis akan menyerang tubuh. Kita harus menyadari kesehatan dan keselamatan pangan. Oleh sebab itu pandai-pandailah kita dalam membeli dan memilih bahan makanan yang sehat dan ramah pencernaan.

Kita baru saja membahas kata “formalin” sebagai kata benda (nomina). Namun ada pula kata “formalin” yang termasuk kata kerja perintah. Dalam lirik lagu “Balikin” – Slank terdapat larik “Balikin! Balikin kebebasanku yang seperti dulu lagi”. Kata “balikin” termasuk jajaran kata perintah dalam dialek Jakarta, yang artinya “kembalikan!”. Demikian pula kata “formalin!” berarti “jadikan (suasana) formal!”, “pikirin – pikirkan”, “bacain – bacakan”, “tulisin – tuliskan”, “hitungin – hitungkan”, “catatin – catatkan”, dan seterusnya.

Esai kali ini bukan semata-mata menyorot sufiks “in” dalam dialek Jakarta, melainkan bagaimana kita mempermainkan kata yang mengarah kepada polisemi maupun homonim. Dan terkait dengan kata “formalin” yang berarti “formalkan”, sudah selayaknya setiap kegiatan yang teratur dan terukur untuk diselenggarakan secara formal. Artinya harus ada struktur organisasi dengan rincian tugas yang spesifik bagi masing-masing bagian.

Jangan sampai terjadi ada yang berujar,”Sudahlah kerjakan saja, apa yang bisa dikerjakan!”

Ada juga dengan ringannya berkata,”Sudah begini saja, nggak usah formal-formalan!”

Padahal pekerjaan yang mesti diselesaikan berdasarkan tugas pokok dan fungsinya masing-masing. Di situ terdapat kondusifitas yang saling mendukung, bersinergi, untuk kemajuan, kepentingan, kemanfaatan, dan kemaslahatan bersama.

Formalin saja!

Pangkur-Ngawi, 20221220.144405.26.13.29 Penulis tinggal di Pangkur, Budayawan, di GPMB Ngawi sebagai Penasihat.