Ada Apa dengan 22 Desember?

Desember 19, 2022 0 By Kusfandiari MM Abu Nidhat

Estuman Kusfandiari MM Abu Nidhat

Secara nasional tanggal 22 Desember dikenal sebagai Peringatan Hari Ibu. Peristiwa bersejarah yang diperingati secara seremonial baik tingkat nasional, provinsi, kabupaten/kota, maupun kecamatan. Ada yang memperingati dengan beragam lomba dan kompetensi, namun ada pula yang memperingati hanya sebatas seremonial, sesudah itu habis perkara.

Kini Peringatan Hari Ibu diungkapkan sebagai rasa sayang dan terima kasih kepada para ibu. Berbagai kegiatan merupakan kado istimewa, seperti karangan bunga dan pesta kejutan bagi para ibu, aneka lomba masak dan berkebaya, atau membebaskan para ibu dari beban kegiatan domestik sehari-hari.

Bahkan kini meluas tidak saja pada bulan Desember, melainkan sepanjang tahun, yaitu dengan adanya Gerakan Sayang Ibu (GSI). GSI merupakan gerakan yang dilakukan oleh masyarakat bekerjasama dengan pemerintah untuk meningkatkan kualitas hidup perempuan melalui kegiatan yang ditujukan untuk mengurangi Angka Kematian Ibu (AKI) karena hamil, bersalin, nifas, dan bayi. Selain itu, GSI bertujuan untuk lebih meningkatkan pengetahuan, kesadaran dan kepedulian dalam upaya interaktif dan sinergis, di mana kesehatan ibu dan anak merupakan salah satu wujud hak asasi perempuan dan anak. Saat ini, kesehatan ibu dan anak khususnya bayi baru lahir, merupakan tugas bersama antara pemerintah, masyarakat, organisasi kemasyarakatan, organisasi perempuan.

Peristiwa kedua, secara internasional, tanggal 22 Desember merupakan Titik Balik Selatan Matahari (TBSM), sedangkan Titik Balik Utara Matahari (TBUM) jatuh pada tanggal 21 Juni, dan melintas di Khatulistiwa pada tanggal 21 Maret dan 23 September. TBSM dan TBUM disebut solstis. Kata “solstis” berasal dari akronim kata “sol” (matahari) dan “stare” (berhenti). Sebenarnya tidak benar-benar berhenti, dan lebih tepat disebut “berbalik arah” menurut pandangan nisbi dari bumi. Fenomena ini berlangsung terus-menerus atau abadi menurut pandangan nisbi dari bumi. Hal ini disebabkan sepanjang Bumi berevolusi, rotasi sumbu Bumi membentuk sudut kemiringan 23,50 derajat dengan khatulistiwa. Dengan kata lain sudut kemiringan ini berdampak pada pandangan nisbi terhadap matahari. Konsekuensinya, setiap hari terjadi perubahan posisi semu matahari jika dilihat dari bumi. Salah satu contoh : matahari terbit pada tanggal 22 Desember pada pukul 05.18 WIB, sedangkan tanggal 21 Juni pada pukul 05.46 WIB.  Durasi sekitar 30 menit ini dibagi selama 365 hari. Artinya “pergeseran matahari terbit” tidak begitu kita rasakan. Demikian pula terjadinya pergeseran cuaca, musim, dan fenomena lain di muka bumi. Inilah salah satu hikmah yang bisa kita hayati bersama sekaligus kita mesti mengagungkan kebesaran Allah lewat tanda-tanda ciptaan-Nya.

Dan yang ketiga, secara khusus lokal, tanggal 22 Desember ternyata diperingati sebagai Hari Lahir GPMB Ngawi, hari terbentuknya Pengurus GPMB Ngawi periode 2021-2026. Dalam hal ini diselenggarakan agenda rapat pengurus membahas Desiminasi Rakornas GPMB terkait dengan realiasi program kerja GPMB Ngawi tahun 2022. Acara rapat diselenggarakan pada Kamis, 22 Desember 2022 pukul 09.00 sampai dengan selesai, bertempat di ruang aula Kantor Dinas Perpustakaan. Sambil menghayati matahari terbit pada tanggal 22 Desember, syukur jika bisa ditandai di dinding depan luar sebagai TBSM, para pengurus melakukan evaluasi hasil kerja selama satu tahun takwim, serta menerima masukan untuk perbaikan program kerja dan pelaksanaannya pada tahun 2023. Di antaranya : optimasi enam literasi dasar (literasi baca tulis, literasi numerasi, literasi sains, literasi digital, literasi finansial, serta literasi budaya dan kewargaan), membangun visi dan misi bunda literasi, dan bedah buku dari buku antologi ber-ISBN yang sebelumnya sudah diunggah di domain GPMB Ngawi.

Secara khusus sebagai penanda Peringatan Hari Ibu 2022, sedikit dibahas terkait bunda literasi. Bunda Literasi adalah simbol sekaligus mitra utama dalam upaya memajukan Gerakan Literasi Nasional. Sebagai figur ibu yang merupakan tokoh sentral dari setiap jenjang pemerintahan di seluruh tanah air, mulai dari desa/kelurahan hingga nasional yang memberikan sumbangan pemikiran, sosialisasi, dan penggerak Budaya Literasi. Lewat pertemuan singkat ini diharapkan ada bunda literasi yang jadi bagian yang tidak terpisahkan dari gerakan pemasyarakatan minat baca bagi warga setempat dengan fokus pada variabel enam literasi dasar.

Semoga dinamika Peringatan Hari Ibu dan siklus rotasi dan revolusi bumi benar-benar sebagai penyemangat dalam mengemban AD/ART GPMB. In sya’a Allah.

Pangkur-Ngawi, 20221218.14440524.16.47 Penulis tinggal di Pangkur, Budayawan, di GPMB Ngawi sebagai Penasihat.