Berawal dari Dashboard

Berawal dari Dashboard

Desember 18, 2022 0 By Kusfandiari MM Abu Nidhat

Estuman Kusfandiari MM Abu Nidhat

Dewi Lestari, novelis nasional menyisipkan kalimat di novelnya, “Sesempurna apapun kopi yang kamu buat, kopi tetaplah kopi, yang memiliki sisi pahit yang tidak akan mungkin bisa kamu sembunyikan.” Juga Bernard Batubara, penulis puisi dan novel yang karyanya diterbitkan penerbit indie, menyampaikan di salah satu novelnya, “Betapa beratnya jujur dan mengungkapkan kebenaran. Sebab mereka adalah hal-hal yang pahit. Dan tidak semua orang menyukai kepahitan.”

Guru Galib pun ikut-ikutan, meski ia tidak mau dilabeli “latah”. Ia pun berujar “Dari mana datangnya ide? Dari hasil pengamatan kemudian dituangkan lewat tarian dua ibu jari di atas papan qwerty ponsel. Berawal dari dashboard, segala ragam genre tulisan bisa dituangkan. Dalam hidup, sekali waktu meracau. Segala yang pahit-pahit terurai dalam nuansa diksi yang terasa manis.”

Tidak jelas, Guru Galib mau berbicara apa, yang penting dalam pikirannya berjejal-jejal kata, frasa, klausa, kalimat tunggal, kalimat majemuk, dan lain-lain, dan sebagainya dalam rangkaian yang begitu kompleks. Tidak mudah dipahami, dan tidak perlu dipahami, sebab dalam hidup, masing-masing harus menjalaninya dengan penuh kepasrahan.

Yang jelas bahwa Guru Galib tidak pernah memungkiri pakem purwa-madya-wusana, proses yang tidak bisa dipungkiri. Dalam proses banyak ditemukan pahit-getir menulis. Acapkali ia mengalami jatuh-bangun, malas-semalasmalanya, nge-blank. Semua dilalui dengan penuh kesadaran bahwa ia harus bangkit : harus bisa menulis, entah apa saja yang ia tulis.

Jika kini Guru Galib lagi menekuni menulis esai, itu disebabkan ia memandang bahwa genre tulisan yang satu ini masih jarang ditulis apalagi dikembangkan. Sama halnya dengan genre tulisan yang lain, menulis esai merupakan seni tersendiri, seni memperkarakan sesuatu. Peribahasa yang dulu hingga sekarang dibiarkan hadir tanpa perubahan, bisa menjadi tulisan yang bermakna atau malah jelas-jelas kengawurannya. Peribahasa “Darimana datangnya lintah? Dari sawah turun ke kali.” Bisa diperkarakan, di mana kebanyakan orang melanjutkan dengan kebermaknaan,”Darimana datangnya cinta? Dari mata turun ke hati.” Itu sudah pakem, dan tidak boleh diganggu gugat.

Namun, bagi Guru Galib, hal semacam itu bisa diolah menjadi sesuatu yang baru : yang menggelitik, menggugah, atau membuat jengkel orang lain. Ia telah menyimpan sejumlah esai. Ia merasa bahagia dan gembira ketika tahu bahwa Gerakan Pemasyarakatan Minat Baca (GPMB) Ngawi telah menyediakan domain sebagai wadah bagi para penulis.

Pedoman tata cara penulisan bisa saja berlaku secara umum. Namun, masing-masing lembaga memiliki ciri dan aturan tersendiri, yang disebut gaya selingkung. Gaya selingkung dipengaruhi oleh setidak-tidaknya tiga komponen, yaitu format penulisan, pola penulisan dan kerincian penyajian. Hal ini akan menjadi PR tersendiri bagi Pengurus GPMB Ngawi, ketika suatu saat kelak bakal menerima ragam tulisan. Sebagai salah satu wadah bagi para penulis Ngawi, dan mungkin juga di luar Ngawi, kelak seiring berjalannya pengalaman, akan muncul karakteristik penulisan versi GPMB Ngawi. Untuk sementara biar berjalan dulu apa adanya, asalkan tulisan-tulisan yang masuk bisa dipertanggungjawabkan dan tidak menyangkut SARA. Guru Galib tahu diri dan harus berhati-hati dalam memposting tulisan. Tidak usah dimasalahkan, manakala ia menunjukkan gaya kepenulisannya yang unik. Bahkan jika kelak esai-esainya sudah cukup terkumpul, bakal ia jadikan buku antologi ber-ISBN diserahkan kepada penerbit indie, meski tanpa gaya selingkung.

Pentingkah gaya selingkung yang diberlakukan oleh lembaga tertentu? Jawabannya bisa ya bisa tidak. Ini tergantung pada kebijaksanaan lembaga yang bersangkutan. Bisa saja lembaga menganggap bahwa gaya selingkung merupakan identitas urgen yang menjadi ciri khas lembaga. Namun, lembaga yang lain memandang bahwa kreativitas, produktivitas, dan inovasi tidak semata-mata dibatasi, yang penting bahwa karya tulis menunjukkan hasil karya yang berbobot dan bermanfaat bagi warga literasi.

Berawal dari dashboard, GPMB Ngawi menawarkan ranah kepenulisan. Guru Galib dan kawan-kawan menyambutnya dengan gegap gempita. Akankah diisi dengan ragam tulisan yang mencerminkan gaya kepenulisan para penulis Ngawi?

Pangkur-Ngawi, 20221218.14440524.11.46

Penulis tinggal di Pangkur, Budayawan, di GPMB Ngawi sebagai Penasihat.